5 Tanda Tubuh Kekurangan Cairan saat Puasa, Jangan Diabaikan

Menjalani puasa tanpa persiapan yang baik, terutama dalam hal menjaga keseimbangan cairan tubuh, bisa mengundang risiko dehidrasi. Selama belasan jam berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan cairan, sementara aktivitas harian, seperti bekerja, sekolah, atau mengurus rumah tangga tetap berjalan. Tanpa disadari, hal ini bisa memicu kekurangan cairan yang berdampak pada kesehatan.
Banyak orang mengira bahwa rasa haus adalah satu-satunya tanda dehidrasi. Padahal, tubuh memberikan sinyal-sinyal halus lainnya ketika membutuhkan asupan air. Jika tanda-tanda ini dibiarkan, dehidrasi bisa mengganggu konsentrasi, memicu sakit kepala, atau bahkan memperburuk kondisi kesehatan.
Lantas, bagaimana cara mengenalinya? Berikut ini tanda-tanda yang menunjukkan bahwa tubuh kekurangan cairan saat puasa. Yuk, simak ulasan lengkapnya sampai akhir.
1. Warna urine yang keruh

Warna urine adalah indikator sederhana yang bisa menunjukkan kondisi hidrasi tubuh. Mengutip dari laman Cleveland Clinic, dijelaskan bahwa saat tubuh terhidrasi dengan baik, urine biasanya berwarna kuning pucat atau bening. Namun, ketika tubuh kekurangan cairan, urine akan berwarna lebih gelap dan keruh. Hal ini terjadi karena ginjal berusaha menghemat air dengan mengurangi produksi urine, sehingga zat sisa dalam urine menjadi lebih pekat.
Jika kamu sering menemukan urine berwarna keruh selama puasa, ini adalah sinyal bahwa tubuhmu membutuhkan lebih banyak cairan. Dehidrasi yang dibiarkan terus-menerus bisa memengaruhi fungsi ginjal dan organ lainnya. Oleh karena itu, kamu perlu minum air putih secukupnya saat berbuka dan sahur. Idealnya, kamu perlu mengonsumsi air minimal 8 gelas per hari.
2. Mulut kering

Mulut kering adalah tanda dehidrasi yang sering dialami saat puasa. Mengutip dari laman Healthline, dijelaskan bahwa saat tubuh kekurangan cairan, produksi air liur berkurang, sehingga mulut terasa kering dan tidak nyaman. Kondisi ini juga sering disertai dengan bau mulut yang kurang sedap, yang bisa mengganggu kepercayaan diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Selain mengganggu kenyamanan, mulut kering juga bisa memicu masalah kesehatan gigi dan mulut. Air liur berperan penting dalam membersihkan mulut dari bakteri dan sisa makanan. Jika produksinya berkurang, risiko infeksi mulut dan gigi berlubang bisa meningkat. Untuk mengatasi hal ini, pastikan untuk minum air putih yang cukup, dan hindari makanan yang terlalu asin atau manis saat berbuka dan sahur.
3. Lidah putih

Lidah putih adalah tanda dehidrasi yang sering diabaikan. Mengutip dari laman Healthline, dijelaskan bahwa lidah bisa terlihat lebih pucat dan dilapisi oleh lapisan putih saat tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini terjadi karena kurangnya air liur yang membantu membersihkan permukaan lidah dari sisa makanan dan bakteri. Selain itu, lidah putih juga bisa disertai dengan rasa tidak nyaman atau pahit di mulut.
Meskipun lidah putih bisa menjadi tanda dehidrasi, kondisi ini juga bisa mengindikasikan masalah kesehatan lain, seperti infeksi jamur atau gangguan pencernaan. Namun, jika terjadi selama puasa, kemungkinan besar penyebabnya adalah kurangnya asupan cairan. Untuk mengatasinya, minumlah air putih dengan cukup dan konsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air, seperti pir, semangka, atau melon saat sahur dan berbuka. Kamu juga perlu menjaga kebersihan mulutmu dengan menyikat lidah secara rutin.
4. Gejala 3L (lemas, letih, dan lesu)

Dehidrasi saat puasa sering kali ditandai dengan gejala 3L, yaitu lemas, letih, dan lesu. Mengutip dari laman Better Health, kondisi tersebut bisa terjadi karena tubuh kekurangan cairan yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi sel dan organ. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup air, metabolisme akan melambat sehingga energi yang dihasilkan menjadi lebih sedikit. Akibatnya, tubuh terasa lemas dan sulit berkonsentrasi.
Gejala 3L tidak hanya mengganggu aktivitas fisik, tetapi juga bisa memengaruhi produktivitas dan kualitas ibadah. Untuk menghindarinya, kamu perlu mengonsumsi air putih secara bertahap selama berbuka hingga sahur. Selain itu, mengonsumsi makanan bergizi yang mengandung elektrolit seperti kurma, air kelapa, atau sup yang berisi sayuran hijau, juga bisa membantu mengembalikan energi dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
5. Sembelit

Sembelit atau susah buang air besar termasuk tanda tubuh kekurangan cairan saat puasa. Mengutip dari laman WebMD, air berperan penting dalam melancarkan pencernaan dengan membantu melunakkan feses. Ketika tubuh kekurangan cairan, feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Hal ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan bahkan nyeri saat buang air besar.
Selain kurangnya asupan cairan, sembelit juga bisa dipicu oleh kurangnya konsumsi serat selama puasa. Untuk mencegahnya, kamu perlu mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Minum air putih yang cukup saat berbuka hingga sahur juga sangat penting untuk menjaga kelancaran pencernaan saat puasa.
Menjaga agar tubuh tetap terhidrasi selama puasa sangatlah penting agar ibadah dan aktivitas sehari-hari berjalan dengan lancar dan nyaman. Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, ini merupakan sinyal bahwa tubuhmu membutuhkan lebih banyak cairan.