Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Orang Terkesan Pelit Membelanjakan Uang Sendiri

ilustrasi enggan membelanjakan uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meski kebanyakan dari kita sudah paham bahwa uang digunakan sebagai alat untuk melakukan transaksi jual beli, antas mengapa masih ada sebagian orang yang sangat berhati-hati, bahkan cenderung takut untuk membelanjakan uangnya sendiri? Padahal, bukankah sudah hakikatnya bahwa uang yang dimiliki, seharusnya dipakai untuk membeli sesuatu?

Nah, bila kamu pernah punya teman atau kenal dengan sosok seperti tadi, ada baiknya jangan berprasangka buruk dulu. Barangkali alasan kenapa dia terkesan begitu perhitungan soal uang, boleh jadi disebabkan karena beberapa hal berikut. Yuk, cari tahu!

1. Sedang masa berhemat

ilustrasi mengutamakan kebutuhan makan (pexels.com/cottonbro studio)

Keputusan untuk membelanjakan uang dapat menjadi hal yang memberatkan, terlebih ketika seseorang sedang berada pada fase akhir bulan. Itulah kenapa, ada kalanya kamu mendapati temanmu menjadi terkesan perhitungan soal uang.

Bukan berarti mereka tidak mau membelanjakan uangnya sama sekali. Tapi, mereka sadar kalau untuk beberapa hari atau waktu ke depan, mereka akan lebih mengutamakan uangnya untuk membeli keperluan yang lebih penting, daripada memakainya untuk kesenangan semata.

2. Keuangannya memang terbatas

ilustrasi uang di dompet (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selain karena sedang fase berhemat, alasan lain yang dapat menjelaskan mengapa ada sebagian orang yang tergolong perhitungan soal uang, boleh jadi disebabkan karena kondisi keuangan orang tersebut memang terbatas. Perlu diketahui, ada beberapa orang yang kondisi ekonominya memang tidak sebagus atau sestabil individu lainnya. 

Makanya, orang-orang seperti ini menjadi terlalu perhitungan, bahkan untuk hal yang mungkin kamu anggap sepele sekalipun. Pengeluaran tidak penting sebisa mungkin dihindarinya. Kalau ada produk atau opsi lain yang lebih murah, maka mereka akan lebih memilih hal tersebut ketimbang pilihan lainnya.

3. Ajaran dari keluarga

ilustrasi didikan orangtua (pexels.com/Julia M Cameron)

Beberapa orang memang sudah mendapat pengetahuan yang cukup baik mengenai pengelolaan keuangan. Hal ini bisa karena mereka mempelajarinya sendiri, atau merupakan ajaran dari keluarganya.

Karena terbiasa dididik untuk menghargai uang dan tidak membelanjakannya dengan semena-mena. Pada akhirnya, ketika bertemu sosok seperti ini, mungkin kamu akan merasa kalau orang tersebut sedikit perhitungan atau terkesan pelit dengan diri sendiri. Padahal, mereka hanya sedang menerapkan ilmu yang telah diterima sebelumnya.

4. Pernah mengalami kerugian

ilustrasi mengalami kerugian (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kerugian di sini bisa mengacu ke banyak hal. Entah kerugian saat tengah menjalankan usaha, kerugian saat meminjamkan uang pada seseorang, atau kerugian materi lainnya. Karena hal seperti ini, seseorang mungkin jadi tidak ingin gegabah lagi dalam mengeluarkan uang, bahkan meskipun itu untuk keperluan pribadinya.

Jadi, bukan berarti mereka terlalu sayang dengan uang sendiri hingga enggan untuk membelanjakannya. Namun, faktor kerugian dapat menjadi alasan mengapa seseorang berubah menjadi lebih perhitungan soal uang.

5. Tengah menabung untuk keperluan lain

ilustrasi catatan tabungan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Alasan terakhir yang cukup masuk akal tentang mengapa ada orang terkesan pelit untuk membelanjakan uangnya sendiri, barangkali adalah karena ia sedang menabung untuk keperluan lainnya. Mungkin keperluan membeli aset pribadi, seperti laptop, motor, atau hal lainnya.

Maka, jangan heran kalau beberapa temanmu terkesan begitu irit, dan sulit sekali untuk diajak bersenang-senang sejenak. Mungkin prioritas keuangannya sudah berubah, karena mereka tengah punya tujuan atau keinginan lain yang mesti diwujudkan.

Setiap orang memang memiliki alasannya tersendiri, mengapa begitu berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Semoga kamu dapat memahami keputusan mereka, dan tidak lagi menganggapnya sebagai sosok yang kikir, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us