Fakta Unik Dawang-Dawang saat Ngaben di Buleleng, Mirip Ondel-Ondel

Ngaben merupakan tradisi pembakaran jenazah di Bali. Masing-masing daerah memiliki tradisi ngaben dengan keunikan yang berbeda-beda.
Seperti halnya di Kabupaten Buleleng, ada kehadiran Dawang-Dawang saat upacara ngaben. Seperti apa Tradisi Dawang-Dawang ini? Berikut fakta-faktanya yang dikutip dari sebuah jurnal berjudul Dawang-dawang di Buleleng.
1. Dawang-Dawang menjadi bagian dari Tradisi Medeeng

Saat tradisi ngaben di Buleleng, terdapat sebuah tradisi yang disebut Medeeng. Medeeng ini dilaksanakan sehari sebelum upacara ngaben berupa iring-iringan atau pawai. Pawai ini terdiri dari bade atau wadah kecil yang biasanya diarak oleh anak-anak serta iring-iringan pasangan remaja dengan pakaian adat khas Buleleng. Bisa dikatakan, pawai ini mirip mapeed di Bali.
Keunikan dari Medeeng ini adalah terdapat pasangan boneka laki-laki dan perempuan di barisan paling depan. Ada orang yang mengusungnya di dalam boneka ini, mirip ondel-ondel khas Betawi. Dawang-Dawang bisa dikategorikan sebagai barong. Saat berjalan, orang yang mengusungnya akan menggoyang-goyangkan badan Dawang-Dawang seolah sedang menari atau berjoget.
Tidak semua upacara ngaben menggunakan Dawang-Dawang di Buleleng. Ngaben tingkat utama terdapat Tradisi Madeeng yang menggunakan Dawang-Dawang. Dawang-dawang ini kerap mencuri perhatian warga karena keunikannya.
2. Bentuk dari Dawang-Dawang

Rangka dari Dawang-Dawang berbentuk rongga yang terbuat dari bambu, sedangkan tangan dibuat dari ilalang. Kerangka ini nantinya dibungkus kertas agar rangka tidak kelihatan. Bagian kepala biasanya terbuat dari gabus atau styrofoam. Setelah jadi, Dawang-Dawang diberikan pakaian serta kepalanya dicat.
Dawang-Dawang sengaja dibuat dengan paras yang tidak menyeramkan seperti barong atau ogoh-ogoh. Setiap Dawang-Dawang memiliki bentuk dan desain yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Ada yang dibuat dengan bentuk sedang menari, ada yang memiliki ukuran sangat besar, hingga ada yang ukuran jari tangannya besar. Walaupun berbeda-beda, namun bentuknya harus merepresentasikan perempuan dan laki-laki.
3. Fungsi dari Dawang-Dawang

Dawang-Dawang dalam Tradisi Madeeng ini memiliki tiga fungsi yaitu fungsi religius, estetis, dan sosial. Secara religius, Dawang-Dawang diyakini sebagai pengantar atau pemberi jalan atma atau roh menuju ke surga. Dari fungsi estetis, Dawang-Dawang menjadi hiburan warga yang menyaksikan Tradisi Madeeng. Warga desa yang melaksanakan upacara ngaben dengan Tradisi Madeeng akan berbondong-bondong untuk menyaksikannya.
Sedangkan untuk fungsi sosial, Dawang-Dawang terdapat unsur sosial dalam hal ini punia atau sedekah. Dawang-Dawang ini akan dibakar selama ngaben. Namun, kain atau kamennya terlebih dahulu dilepas, dan diberikan kepada orang yang mengusungnya.
Anak-anak dan remaja biasanya menunggu kehadiran Dawang-Dawang ini. Karena biasanya orang yang mengusung Dawang-Dawang akan mengejar mereka. Tradisi ini masih lestari sampai sekarang. Kamu udah pernah melihatnya secara langsung?