Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

8 Masakan Tradisional Berkuah Khas Bali, Ada yang Ekstrem

Kuah balung kikil babi. (Google.com/Frans Enero)

Pulau Bali tidak hanya kaya akan seni dan budayanya. Pulau berjuluk Pulau Seribu Pura ini juga memiliki beragam kuliner tradisional khas Bali. Dari sayur, lauk-pauk, hingga jajanan khas Bali bisa kamu temui saat berkunjung ke Bali.

Satu di antara masakan tradisional Bali yang menarik dibahas adalah masakan berkuah. Kira-kira apa saja ya masakannya? Berikut ini daftar masakan tradisional berkuah khas Bali selengkapnya.

1. Kuah balung babi

Kuah balung kikil babi. (Google.com/putuyogi wandira)

Kuah balung babi biasanya menggunakan bagian kikil babi dan beberapa menggunakan tulang iga. Kuahnya cukup pekat menggunakan bumbu khas Bali atau basa genep.

Biasanya rasa kuah balung babi berasa pedas sedikit. Beberapa pedagang balung babi biasanya menambahkan nasi dan sate babi untuk menemani kikil babi dengan kuahnya yang kental rasa rempah khas Bali.

2. Kuah be cundang

Kuah be cundang. (Google.com/Wizz Wana)

Be cundang merupakan sebutan untuk daging ayam bekas ayam aduan. Ayam ini memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan ayam broiler. Ayam ini direbus dengan menggunakan kuah yang berisi basa genep.

Warna kuahnya tidak sepekat kuah balung babi. Teksturnya lebih bening dengan warna kekuningan. Biasanya kuah be cundang ditambahkan sayur ares dan jepang atau labu siam.

3. Jukut nangka

Jukut nangka. (YouTube.com/Guntur I Wayan)

Sesuai namanya, jukut nangka menggunakan bahan utama buah nangka yang masih muda. Buah nangka ini dipotong-potong, kemudian direbus. Bumbu yang digunakan mirip dengan kuah be cundang. Untuk menambah kenikmatan, biasanya ditambahkan dengan potongan tulang babi atau ayam.

4. Jukut ares

Jukut ares atay sayur ares. (YouTube.com/Guntur I Wayan)

Jukut ares menggunakan bahan utama batang pohon pisang muda yang diiris tipis-tipis. Setelah diiris, bahan ini lalu dicuci dan diperas, kemudian direbus. Bumbu yang digunakan hampir sama dengan jukut nangka.

5. Jukut undis

Jukut undis. (YouTube.com/Cooking Fun Bali)

Undis memiliki nama latin Cajanus cajan atau sering disebut dengan nama kacang gude atau kacang kayo. Jenis kacang-kacangan ini berwarna hitam. Kuah jukut undis menggunakan basa genep dengan rasa yang lebih gurih, atau dalam Bahasa Bali disebut dengan bangkit atau nyangluh.

Jukut undis merupakan masakan tradisional khas Bali Utara atau Kabupaten Buleleng. Sayur ini sering disandingkan dengan ikan asin kering (be gerang) atau be sudang lepet bumbu Bali (khas Buleleng).

6. Kuah komoh

Kuah komoh yang ekstrem. (YouTube.com/Guntur I Wayan)

Kuah komoh merupakan kuliner khas Bali yang cukup populer sekaligus bisa terbilang ekstrem. Pasalnya, makanan ini dibuat dari daging cincang halus, dimasak setengah matang yang dicampur dengan darah segar. Kemudian direbus bersama bumbu basa genep dengan komposisi rempah-rempah yang lebih banyak.

Saat ini, sebagian besar telah menggunakan bahan-bahan yang sudah dimasak matang untuk menghindari terkena penyakit meningitis.

7. Sup ikan

Sup ikan dengan kuah khas Bali. (YouTube.com/Guntur I Wayan)

Setiap daerah pastinya memiliki kuliner sup ikan. Sup ikan khas Bali memiliki perbedaan tersendiri karena menggunakan bumbu basa genep dengan rasa yang sedikit pedas. Biasanya sup seperti ini menggunakan kepala ikan.

8. Bubuh Bali

Bubur ledok khas Nusa Penida. (Instagram.com/aliendivas)

Sebagian besar bubur atau bubuh Bali menggunakan kuah. Kuah ini memiliki rasa yang berbeda-beda sesuai dengan daerah asal bubuh Bali ini. Bahan dasar kuah bubur ini menggunakan basa genep yang menjadi ciri khas masakan tradisional khas Bali. Bubuh Bali bisa ditemukan pada pagi hari di beberapa pasar tradisional.

Jika ingin merasakan masakan tradisional berkuah khas Bali, kamu bisa membuatnya sendiri atau membeli. Masakan tradisional tersebut bisa dengan mudah ditemui di warung-warung Bali. Jangan lupa juga untuk menanyakan apakah masakannya halal atau mengandung daging babi. Selamat mencoba!

Share
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us