ASN di Tabanan Sisihkan Rp100 Ribu Beli Produk Petani dan Peternak

Wah, bisa dicontoh ini

Tabanan, IDN Times - Pandemik COVID-19 tidak hanya memengaruhi kehidupan masyarakat dari segi kesehatan dan kehidupan sosial saja, tetapi juga ekonomi. Bahkan juga memengaruhi ketahanan pangan. Karena daya beli masyarakat terhadap hasil pangan petani maupun peternak turun. Untuk itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Tabanan secara gotong royong menyisihkan gajinya sebesar Rp100 ribu untuk membeli produk pangan yang dihasilkan oleh petani atau peternak di wilayah Kabupaten Tabanan.

Baca Juga: Lagi Viral, Ini Cara Budidaya Lele dan Kangkung dalam Ember

1. Pembelian produk pangan ini akan dilakukan selama enam bulan ke depan

ASN di Tabanan Sisihkan Rp100 Ribu Beli Produk Petani dan PeternakIDN Times/Wira Sanjiwani

Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, saat peluncuran program ASN Tabanan Peduli, mengatakan ini sebenarnya sudah disusun selama satu bulan terakhir. Tujuannya untuk membantu penyerapan produk pangan baik dari petani, peternak maupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Tabanan yang terpengaruh COVID-19.

"Bagaimanapun ketahanan pangan itu penting. Jadi kita gotong royong membantu produk pangan yang penyerapannya terkena imbas pandemik COVID-19," ujar Eka, Kamis (4/6).

Ia memaparkan, dana yang dipakai untuk membeli paket pangan ini berasal dari tunjangan lima persen Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN Tabanan.

"Dengan nilai Rp100 ribu, kita membeli hasil bumi dan produk UMKM Tabanan. Ada 4300 ASN di Tabanan yang membeli selama enam bulan ke depan," kata Eka.

Baca Juga: 4 Tips Koperasi di Tabanan Bertahan Saat Ekonomi Masyarakat Menurun

2. Paket ini semuanya berisi produk asli Tabanan

ASN di Tabanan Sisihkan Rp100 Ribu Beli Produk Petani dan PeternakProduk yang masuk dalam paket ASN Tabanan peduli (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Direktur Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) Tabanan, Putu Sugi Darmawan, mengatakan paket yang dibeli oleh ASN Tabanan semuanya asli produk Tabanan. Adapun jenis produk dan serapan untuk bulan Juni saja antara lain:

  • Kopi bubuk Robusta (Pupuan) terserap 1,081 ton atau setara dengan 1.544 ton kopi green bean
  • Minyak tandusan (Kelompok Pengolah di Selemadeg, Selemadeg Timur, Penebel dan Marga) terserap 2.594,4 liter atau 25.944 butir kelapa
  • Produk sayuran (Baturiti) terserap 977,23 kilogram
  • Telur (Peternak Penebel, Tabanan dan Marga) terserap 25.944 butir
  • Produk olahan perikanan (Kerambitan, Tabanan, Selemadeg dan Kediri) terserap 700 kilogram produk olahan lele berupa fillet dan nugget lele atau setara dengan 1,2 ton lele segar dan 150 kilogram kripik belut
  • Produk cemilan (UMKM dan Bumdes dari Kerambitan, Tabanan, Penebel dan Marga) berupa loteng cepik, kripik ceker ayam, jajan kaliadrem, kacang kapri, jajan matahari, jajan gina bulat, kripik ladrang bawang dan kripik pepaya.

Produk-produk ini tersedia untuk bulan Juni dan bisa berbeda di bulan depannya, tergantung dari produk mana yang terimbas COVID-19, dan kemudian direkomendasikan.

"Kalau untuk camilan ikan ada pilihan dari tiga alternatif dan produk UMKM ada delapan alternatif. Jadi ASN bisa memilih dari alternatif tersebut," papar Sugi.

3. Sistem pembayaran kepada kelompok produksi dilakukan tunai

ASN di Tabanan Sisihkan Rp100 Ribu Beli Produk Petani dan PeternakIlustrasi uang. (IDN Times/Mela Hapsari)

Sugi melanjutkan, sistem pembayaran ini dilakukan dengan sistem tunai dan ada yang memakai down payment (DP) untuk membeli bahan baku.

"Bahkan kami berikan DP sebesar 30 persen dari total pemesanan produk ke setiap kelompok. Karena banyak dari kelompok pengolah saat ini terkendala modal kerja untuk membeli bahan baku," leas Sugi.

Sementara dana talangan yang dipakai oleh PDDS Tabanan untuk membeli produk ini berasal dari penyertaan modal daerah. Untuk memenuhi produk pangan dalam program ini, pihak PDDS Tabanan melibatkan 21 kelompok seperti BumDes, BumDesMA, Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Pengolah dan Pemasar Perikanan, Kelompok Ternak dan Sayur, serta Kelompok UMKM dengan melibatkan masyarakat sebanyak 157 orang.

Baca Juga: Bedanya Rapid Test, Swab dan PCR! Lebih Akurat Mana?

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya