Ada Fenomena Tak Wajar, Kunjungan Wisman ke Bali Menurun April 2019

Gak biasanya Bali sepi dikunjungi turis asing

Denpasar, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat ada fenomena tak wajar dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Pada bulan April 2019, kunjungan wisman ke Bali mengalami penurunan jika dibanding April tiga tahun ke belakang.

1. April 2019 menurun jika dibanding April tiga tahun ke belakang

Ada Fenomena Tak Wajar, Kunjungan Wisman ke Bali Menurun April 2019IDN Times/Imam Rosidin

Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho, mengatakan pada bulan April biasanya kunjungan wisata di Bali sudah mulai naik dan puncaknya pada Juli. Kemudian mulai menurun pada low season yakni November, Desember, Januari, Februari dan kadang sampai Maret.

Meskinya, pada April 2019 ini jumlah wisman yang datang mengalami peningkatan jika dibanding April tiga tahun ke belakang.

"Sekarang kita sudah melewati bulan Mei. Tapi data pada kami April meskinya sudah mulai naik pada bulan tersebut," kata dia, Kamis (13/6) lalu.

2. April 2019 ini tak tercapai record baru

Ada Fenomena Tak Wajar, Kunjungan Wisman ke Bali Menurun April 2019IDN Times/Diantari Putri

Data dari BPS Bali, pada April 2019 tercatat wisman yang berkunjung ke Bali sebanyak 476.327 orang. Adapun pada April 2018 lalu berjumlah 516.777 orang. Maka jika dibandingkan, ada penurunan -7,83 persen atau 40.450 orang.

Padahal seharusnya tren kunjungan wisman pada April biasanya naik dari tahun ke tahun. Data dari BPS menyebutkan pada April 2016 jumlah wisman 380.380 orang. Kemudian meningkat di April tahun 2017 menjadi 477.460 orang. Pada 2018 meningkat lagi menjadi 516.780 orang. Kemudian turun pada April 2019 yang berjumlah 476.330 orang.

"Sayangnya tingkat wisman pada April tahun ini lebih rendah dari tiga tahun sebelumnya. Biasanya dalam tiga tahun terakhir sampai 2018, pada bulan April selalu naik dari April sebelumnya. Ini record baru, April 2019 ini tak tercapai rekor baru," kata dia.

3. Perlu ada kajian untuk mencari tahu penyebabnya

Ada Fenomena Tak Wajar, Kunjungan Wisman ke Bali Menurun April 2019Foto Pribadi

Atas fenomena ini, Adi ingin mengingatkan kepada pelaku pariwisata dan pemerintah untuk mencari tahu penyebabnya. Dikhawatirkan Bali menghadapi situasi yang berbeda dari tiga tahun ke belakang.

"Untuk itu, kalau boleh saya anjurkan perlu dilakukan kajian. Apa sih yang menyebabkan tidak ada kenaikan atau rekor baru," ujarnya.

4. Kalau ekonomi dunia lesu, Bali jangan ikut lesu

Ada Fenomena Tak Wajar, Kunjungan Wisman ke Bali Menurun April 2019javaindoecotourism

Adi menjelaskan, perlu dicari tahu apakah pariwisata dunia sedang menurun dan kaitannya dengan ekonomi dunia yang melambat. Atau apakah ada pengalihan wisatawan yang biasanya ke Bali sekarang tergoda ke wilayah lain.

"Dua-duanya perlu diidentifikasi dengan baik. Jika memang ekonomi dunia lesu, maka agar upaya menulihkan tren ini bisa dicarikan caranya. Kalau misal memang ekonomi dunia sedang lesu ya jangan Bali ikut lesu. Promosi atau atraksi ditingkatkan lagi," jelasnya.

Ia melanjutkan, jika bukan karena lesunya kondisi ekonomi berarti wisman tergoda ke wilayah lain. Dengan demikian, daya saing yang harus diperbaiki.

"Nah, ini untuk Bali jangan terlalu lama dibiarkan karena bisa jadi sedang ada gelombang tertentu dan ke depan tak bisa pulih dengan sendirinya," khawatirnya.

5. Wisman masih didominasi oleh Tiongkok

Ada Fenomena Tak Wajar, Kunjungan Wisman ke Bali Menurun April 2019IDN Times/Imam Rosidin

Ia menyebut, hal ini tak boleh disepelekan. Karena dari catatannya, hampir 50 persen ekonomi di Bali disumbang dari pariwisata. Jadi, karena mencakup separuh dari volume ekonomi di Bali, maka pergerakan pariwisata harus dapat kewaspadaan.

"Apalagi ada sinyal seperti ini," katanya.

Data dari BPS Bali, wisman yang ke Bali pada April 2019 didominasi wisman kebangsaan Tiongkok (19,78 persen), Australia (18,95 persen), India (5,34 persen), Inggris (5,14 persen) dan Amerika Serikat (4,65 persen).

Baca Juga: Berbahaya! Ombak Tinggi Hingga 6 Meter Terjadi di Perairan Selat Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya