Pengunjung Tanah Lot Bali 2025 Turun, tapi Pendapatan Meningkat

31 Des 2025, 04:52 WIB

Ni Ketut Wira Sanjiwani

DTW Tanah Lot jelang akhir tahun 2025 (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Intinya sih...

Peningkatan pendapatan diiringi peningkatan kunjungan wisata
Penurunan kunjungan karena isu lingkungan dan kemacetan
DTW Tanah Lot memiliki pengunjung tersendiri

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tabanan, IDN Times - Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot yang berlokasi di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan mencatat peningkatan kunjungan menjelang akhir tahun 2025. Berdasarkan data per November 2025, kunjungan rata-rata mencapai 3000 orang dalam sehari.

Sementara Desember 2025, rata-rata kunjungan mencapai 3500 orang. Bahkan dalam lima hari terakhir kunjungannya berkisar 5000-6000 orang per hari.

Asisten Manajer DTW Tanah Lot, I Putu Toni Wirawan, mengatakan meski terjadi kenaikan jumlah kunjungan dari bulan November ke Desember, namun jika ditotal, jumlah kunjungan 2025 masih di bawah tahun 2024.

"Tahun 2024 itu total kunjungan 1,7 juta. Tetapi tahun 2025 per 29 Desember total kunjungannya mencapai 1,4 juta," ujarnya, Selasa (30/12/2025).

Meski capaian kunjungan menurun, namun ternyata pendapatan DTW Tanah Lot meningkat dibandingkan tahun 2024. Capaian pedapatan tahun 2025 mencapai Rp72 miliar dibandingkan tahun 2024 yang mencapai Rp64 miliar.

1. Peningkatan pendapatan diiringi peningkatan kunjungan wisman

DTW Tanah Lot jelang akhir tahun 2025 (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Toni menjelaskan, peningkatan pendapatan DTW Tanah Lot 2025 di tengah turunnya capaian kunjungan karena persentase wisatawan mancanegara (wisman) lebih banyak dibandingkan tahun 2024.

Pencapaian ini juga tidak lepas dari upaya manajemen yang terus menggencarkan promosi, sehingga Tanah Lot sebagai objek wisata dengan keindahan pura di tengah laut semakin dikenal luas.

Penyelenggaraan festival seni dan kuliner yang digelar pada Agustus 2025 turut berkontribusi mendongkrak kunjungan dan pendapatan.

2. Penurunan kunjungan karena isu lingkungan dan kemacetan

DTW Tanah Lot jelang akhir tahun 2025 (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Penurunan capaian kunjungan wisatawan 2025 ini menurut Toni dipengaruhi oleh sejumlah isu lingkungan yang terjadi di Bali.

"Kami sudah memprediksi terjadi penurunan ini dengan adanya isu yang berkembang dalam beberapa waktu terakhir di Bali, seperti kemacetan, bencana alam berupa banjir serta masalah sampah. Selain itu juga terjadi penurunan kondisi perekonomian masyarakat, yang secara tidak langsung berdampak pada sektor pariwisata,” jelasnya,

Ia berharap, pemerintah bisa menyelesaikan isu-isu yang berkembang ini sehingga kunjungan wisatawan ke Bali bisa mengalami peningkatan.

"Tentunya masalah ini diharapkan bisa segera diberikan solusi oleh pemerintah," katanya.

3. DTW Tanah Lot memiliki pengunjung tersendiri

DTW Tanah Lot jelang akhir tahun 2025 (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Isu Bali sepi dan ditinggalkan wisatawan menurut Toni tidak sepenuhnya benar. Terutama untuk kunjungan ke DTW Tanah Lot.

Menurutnya, pengunjung ke Tanah Lot adalah wisawatan yang memiliki karakter tersendiri.

"Rata-rata mereka yang ke sini juga sekaligus kunjungan spritual dimana DTW Tanah Lot yang selain menawarkan pemandangan alam juga meliputi pengalaman spritual berupa Pura," katanya.

Oleh karena itu, saat ini kebanyakan wisman yang datang berasal dari India.

"Wisman dari India ini datang dengan tujuan selain berlibur juga wisata spritual. Mereka ingin tahu juga Hindu di Bali apakah sama dengan di sana," papar Tony.

Selain India, kunjungan wisman terbanyak datang dari Tiongkok menyusul wisman dari Australia dan Eropa. Sementara kunjungan wisatawan domestik datang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, dan Yogyakarta.