TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ilmuwan di Rusia Berhasil Menumbuhkan Biji Bunga Berusia 32 Ribu Tahun

Bunga purba nih

Berbagai Sumber

Para ilmuwan di Rusia berhasil mengembangkan kembali tumbuhan purbakala, silene stenophylla, yang sudah berusia puluhan ribuan tahun. Biji tumbuhan itu ditemukan membeku selama 32 ribu tahun di lapisan es tepi Sungai Kolyma, Rusia. Pascatemuan biji itu, para ilmuwan berhasil meregenerasi bunga purba tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Jalak Bali, Burung Langka yang Romantis dari Pulau Dewata

1. Biji bunga silene stenophylla purba ditemukan membeku selama 32 ribu tahun

Photo by S Yashina et al, Proc Natl Acad Sci USA 2012 via Ncbi.nlm.nih.gov

Beberapa tahun silam ilmuwan menemukan biji bunga yang terkubur sedalam 124 kaki atau 38 meter di bawah lapisan es yang bertemperatur -38 °C di sungai daerah Rusia. Biji itu tampak utuh dan dalam kondisi baik di dalam sarang tupai.

Para ilmuwan lalu melakukan penanggalan radiokarbon, dan menemukan hal yang mencengangkan! Biji yang membeku tersebut sudah berumur 32 ribu tahun.

Berawal dari penemuan itu, para ilmuwan tertantang untuk menumbuhlkan kembali biji tanaman purba itu.

"Diperlukan bertahun-tahun untuk mengaduk-aduk sarang tupai ini," ujar seorang peneliti bernama Stanislav Gubin, seperti dikutip dari Abcnews.com.

2. Biji purba itu berhasil ditumbuhkan di dalam media pot

Photo by S Yashina et al, Proc Natl Acad Sci USA 2012 via Ncbi.nlm.nih.gov

Selama bertahun-tahun ilmuwan meneliti biji itu, dan mencari cara untuk menumbuhkannya. Mereka sebelumnya sudah menyimpulkan fakta, bahwa biji tersebut berbeda dari tumbuhan lainnya karena termasuk dalam flora yang telah punah.

Mereka mengekstrak sari dan jaringan dari biji beku, lalu menempatkannya ke dalam botol. Pada tahun 2021, jaringan dari biji itu tumbuh dengan baik.

Bahkan para ilmuwan Rusia itu berhasil menumbuhkan tanaman tersebut dalam pot secara subur. Hasil penelitian ini lantas dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah The Proceedings of The National Academy of Sciences.

Berita Terkini Lainnya