Tanaman Vetiver Hingga Durian Bisa Mencegah Longsor dan Banjir Lho
BNPB menyarankan menanam tanaman ini ke Pak Jokowi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Letjen Doni Monardo, menyampaikan banyak faktor yang memengaruhi terjadinya bencana alam di Indonesia. Seperti kejadian tanah longsor dan banjir yang terjadi akhir-akhir ini hingga memakan banyak korban jiwa.
Tercatat sebanyak 61 jiwa melayang akibat bencana di Banten, Bogor, Bekasi dan Jakarta. Bahkan beberapa warga yang tertimbun dan hilang terbawa arus, hingga saat ini belum juga ditemukan.
Hal tersebut dipaparkan selama mengisi materi Kebencanaan dan Pentahelix dalam forum bertajuk 9th International Conference on Building Resilience (ICBR) - Investing In Disaster Risk Reduction and Climate Change Adaptation for Building Resilience Cities - International Conference, yang diadakan di Nusa Dua, Badung, pada Senin (13/1).
1. Penyebab tanah longsor dan banjir karena adanya aktivitas penambangan ilegal dan alih fungsi lahan
Doni menyebutkan, penyebab tanah longsor dan banjir yang terjadi di Lebak, Banten, karena adanya aktivitas penambangan ilegal. “Tambang yang ilegal, jadi lubang-lubang ini menampung air dalam jumlah yang besar pada beberapa kemiringan tertentu akhirnya pecah. Akibat debit air yang sangat besar mengalir ke Sungai Ciberang sehingga membawa seluruh rumah-rumah yang ada di sepanjang sungai,” terangnya.
Sementara bencana banjir di Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Jasinga, Bogor, karena adanya alih fungsi lahan untuk pertanian, dari yang tadinya HGU (Hak Guna Usaha) setelah ditinggalkan belasan tahun. Sebagian besar tanamannya ditebangi dan diganti tanaman musiman berupa sayur-sayuran.
“Secara logika, pohon yang ditebang ini akarnya menjadi busuk setelah belasan tahun. Nah, rongga-rongga dari akar pohon inilah yang menyimpan menjadi kantong air. Pada kemiringan lebih dari 30 derajat beban ini nggak mampu lagi ditampung oleh tanah. Sehingga terjadilah longsor. Longsor ini jumlahnya mencapai ratusan mungkin lebih dari 1000 titik,” jelas Doni.