Mengenal Ritual Perang Api di Klungkung, Damai Meski Saling Serang
#Bali Ada gak didaerahmu?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seluruh umat Hindu di Bali telah melaksanakan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1941, Kamis (7/3). Selain pengerupukan atau pengarakan ogoh-ogoh, di setiap daerah di Bali memiliki tradisi yang berbeda-beda sebelum merayakan Nyepi. Seperti yang ada di Kabupaten Klungkung ini.
Pemuda dan pemudi Puri Satria menggelar ritual lukat gni di Pura Merajan Agung Satria Kawan, Desa Paksebali, Klungkung, saat hari Rabu (6/3) lalu. Ritual ini rutin digelar sehari sebelum hari raya nyepi. Seperti apa sih tradisi unik ini? Yuk, mengenal tradisi lukat gni di Desa Paksebali.
1. Mereka memukulkan bara api dari daun kelapa kering ke punggung tiap pemuda
Tradisi ini dilaksanakan oleh 36 pemuda dari Puri Satria Kawan yang dibagi menjadi dua kelompok. Sementara para pemudi ikut berpartisipasi dengan membawa 33 obor. Selama tradisi ini berlangsung, para pemuda akan bertelanjang dada dan dibekali senjata berupa daun kelapa yang sudah kering.
Semuanya diikat sedemikian rupa dan dibakar menggunakan api dari obor yang dibawa para pemudi. Diiringi dengan gamelan baleganjur, dua pemuda lalu saling berhadap-hadapan. Mereka saling memukul menggunakan bara api dari dedaunan kelapa yang dibakar tersebut. Teriakan para pemuda dengan iringan tabuh baleganjur, membuat suasananya semakin semarak.
"Tradisi ini digelar rutin setahun sekali, tepatnya saat tawur kesanga," ujar Kelihan Pesamuan Puri Satria Kawan, AA Gde Agung Rimawan.
Baca Juga: Ketika Puluhan Ribu Orang Tinggalkan Bali Sebelum Nyepi