TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Sekolah Pertama di Denpasar Buatan Belanda, untuk Rakyatkah? 

Bersyukur ya sekarang bisa akses pendidikan seluas-luasnya

Suasana Kota Denpasar tahun 1978. (instagram.com/sejarahbali)

Selama masa penjajahan Belanda, rakyat Pulau Dewata tidak bisa bebas mengenyam pendidikan. Pada masa itu, memang Belanda yang pertama kali mengembangkan sistem pendidikan modern di Kota Denpasar. Apakah pendirian sekolah itu untuk membuat rakyat menjadi lebih pandai dan semakin sejahtera?

Ternyata bukan itu tujuannya. Belanda memiliki alasan yang lain. Seperti yang juga terjadi di daerah lainnya yang menjadi wilayah kekuasaan Belanda, pendirian sekolah tidaklah untuk membuat rakyat pandai dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Melalui pendirian sekolah itu, penjajah Belanda hanya menjadikannya sebagai cara untuk mendapatkan tenaga kerja yang berpendidikan Barat. Tenaga kerja tersebut kemudian dipekerjakan di kantor-kantor pemerintah kolonial sebagai tenaga administrasi pemerintahan. Itu pula yang terjadi di Kota Denpasar. 

Informasi tersebut diungkap dalam buku Sejarah Kota Denpasar 1945-1979 terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Jakarta (1986). Buku tersebut disusun oleh AA Gde Putra Agung, I Gde Parimartha, Ida Bagus Gde Budharta, dan Ida Bagus Rama. 

1. Pemerintah kolonial Belanda awalnya hanya mendirikan satu sekolah di Denpasar

Dua orang pria di Bali sedang menulis di lontar, sekitar tahun 1920-1930an. (Tropenmuseum via Instagram.com/SejarahBali)

Dalam proses pendirian sekolah, penjajah Belanda tidak langsung membangun sejumlah sekolah yang seketika bisa dinikmat oleh rakyat. Pemerintah kolonial Belanda bahkan hanya mendirikan sekolah sampai setingkat Hollandsch Inlansche School (HIS) atau Sekolah Pribumi Belanda. Jumlahnya pun hanya ada satu di Kota Denpasar. 

Seiring berjalannya waktu, akhirnya dibangun lagi beberapa sekolah. Berikut pendirian sekolah-sekolah modern di Denpasar pasa masa kolonial Belanda:

  • Tahun 1919
    2 buah Tweede Klasse School (Sekolah Kelas Dua)
    3 buah Volkschoolen (Sekolah Rakyat)
    1 buah HIS (Sekolah Pribumi Belanda)
  • Tahun 1929
    5 buah Tweede Klasse School
    20 buah Volkschoolen
    1 buah HIS
  • Tahun 1932
    6 buah Tweede Klasse School
    22 buah Volkschoolen
    2 buah HIS
    5 buah Vakondenuijs
    2 buah Vervolgschool (Sekolah Lanjutan)
    1 buah Landbowschool (Sekolah Pertanian)
  • Tahun 1941
    6 buah Tweede Klasse School
    35 buah Volkschoolen
    2 buah HIS
    1 buah Ambachtsleergang (Kursus Kerajinan)
    16 buah Vakonderwijs (Pendidikan Kejuruan)
    1 buah Particulter Onderwijs Taman Siswa (Pendidikan Swasta)
    1 buah Huishoud School (Sekolah Tata Graha)
    8 buah Vervolgschool
    1 buah Landbowschool 
    1 buah Meijssjes Vervolgschool

Namun akhirnya Jepang membekukan sistem pendidikan yang dibangun oleh penjajah Belanda itu. Tepatnya pada saat Pemerintah Kolonial Belanda menyerah kalah kepada Jepang pada tanggal 1 Maret 1942.

Sejak Jepang mulai menduduki dan menguasai Bali, sistem pendidikan pun ikut diubah dan disesuaikan sebagaimana keinginan Pemerintah Jepang.

2. Setelah pemulihan kedaulatan Republik Indonesia, mulai ada Perguruan Tinggi di Denpasar

Mahasiswa ASTI Denpasar, Bali (Akademi Seni Tari Indonesia) pada tahun 1985. (Perpustakaan ISI DPS via Instagram.com/Sejarah Bali)

Setelah pemulihan kedaulatan Republik Indonesia, mulai dilakukan pembenahan terhadap sistem pendidikan di Bali. Sekolah Rakyat yang kini disebut sebagai Sekolah Dasar, mulai bertambah hingga berjumlah 9 sekolah di Kota Denpasar. 

Sementara untuk jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), yang kini disebut Sekolah Menengah Pertama, ada dua yakni SMP Negeri 1 dan Sekolah Luar Biasa (SLUB) Saraswati. Setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) hanya ada satu di Denpasar, yakni SLUA Saraswati.

Barulah pada tahun 1970-an, dunia pendidikan di Kota Denpasar semakin berkembang pesat. Berikut daftar sekolah di Kota Denpasar hingga tahun 1979:

  • Taman Kanak-kanak (TK): 18 buah yang semuanya dikelola oleh pihak swasta
  • Sekolah Dasar (SD) Negeri: 125 buah
  • Sekolah Dasar (SD) Swasta  15 buah
  • SMP Negeri: 5 buah
  • SPG Negeri: 1 buah 
  • SPG Swasta: 3 buah
  • STM Negeri: 1 buah 
  • STM Swasta: 2 buah
  • SMKI Negeri: 1 buah
  • SMTK Negeri: 1 buah
  • SKKA Negeri: 1 buah
  • Perguruan Tinggi/akademi Negeri: 2 buah (Universitas Udayana dan ASTI
    Denpasar)
  • Perguruan Tinggi/akademi Swasta: 12 buah
Berita Terkini Lainnya