Mengenal Museum Pendet di Ubud, Simpan Koleksi Pematung Wayan Pendet
Siapa nih yang sudah pernah berkunjung ke sini?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ubud dikenal sebagai pusat kesenian di Bali. Tidak sedikit para seniman dan penulis yang memutuskan untuk berkarya dari Ubud, Kabupaten Gianyar. Di sana pula para wisatawan dapat mengunjungi sejumlah museum, baik yang menyimpan lukisan maupun patung dan karya seni lainnya. Satu di antaranya adalah Museum Pendet di desa wisata Nyuh Kuning.
Museum Pendet terletak di Jalan Nyuh Bojog Nomor 6, Kecamatan Ubud dan pertama kali dibuka oleh pelukis ternama, Ida Bagus Made, pada 14 April 1999. Ketika itu, Museum Pendet menyimpan koleksi patung kayu, patung paras, lukisan, dan benda perlengkapan subak yang dibuat oleh Wayan Pendet dan ayahnya, Made Tampa. Namun museum ini baru diresmikan pada 26 Desember 2002 oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Bumi Suryawan.
Baca Juga: Sejarah Museum Manusia Purba Gilimanuk, Awalnya Tempat Penguburan
1. Kediaman Wayan Pendet dulu pernah difungsikan sebagai sanggar patung
Museum Pendet tercatat sebagai museum pribadi milik Wayan Pendet. Sang seniman mengawali proses kreatifnya di Pita Maha, sebuah organisasi atau wadah bagi para seniman di Ubud. Pita Maha pula yang menjadi cikal bakal lahirnya Museum Puri Lukisan pada era 1950-an.
Kediaman Wayan Pendet dulu pernah difungsikan sebagai sanggar patung. Pematung muda Nyuh Kuning biasanya berkumpul di sana untuk belajar, terutama setelah mereka selesai mengembalakan sapi atau mencangkul di sawah. Poros guru dan murid dihidupkan kembali. Tradisi ‘paras-paros’ lewat saling ‘orten’ atau saling ‘sket’ dimunculkan kembali oleh Wayan Pendet.
Seniman patung biasanya identik dengan gurat garis yang dibentuk oleh tatahan. Dalam berkarya, Wayan Pendet justru membiarkan tatahan pahat itu apa adanya. Wayan Pendet juga dikenal dengan keluwesan tatahannya. Tidak halus, namun juga tidak kasar.
Gaya pahatan Wayan Pendet disebut berada di antara dua kutub model patung. Penyelesaian yang halus mengikuti gaya IB Nyana. Sementara yang tatahannya kasar, seperti gaya maestro Cokot.
Satu di antara beberapa karya masterpiece Wayan Pendet (1984) adalah patung Jatayu berbahan kayu suar.