TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pura di Bali yang Dipercaya Untuk Membersihkan Ilmu Hitam

Barangkali ada yang pengin nyobain wisata spiritual di Bali

Dok.Pribadi/Ari Budiadnyana

Bali memang layak disebut sebagai surganya Indonesia, selain di daerah-daerah wisata lainnya. Keindahan alam dan budayanya tetap terjaga dengan baik. Selain itu, Pulau Dewata ini juga terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Pura. Kamu sendiri yang pernah ke Bali pasti tak asing melihat banyak pura. Yaitu tempat persembahyangan umat Hindu Bali.

Berikut ini deretan pura unik di Bali, yang sering dipakai oleh umat Hindu untuk memohon sesuatu:

Baca Juga: 4 Cara Menjalani Hidup Menurut Sri Krishna, Segeralah Beradaptasi!

1. Pura Melanting Jambe Pole di Kota Denpasar. Biasanya dipakai untuk memohon kelancaran usaha dan mengobati penyakit karena ilmu hitam

Pintu masuk Pura Melanting Jambe Pole di Padang Galak (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Lokasinya berada di tengah-tengah Taman Festival Padang Galak, Kota Denpasar. Kamu pernah mendengar Taman Festival ini gak? Ini adalah taman rekreasi yang terbengkalai karena krisis moneter. Tempat ini sering dijadikan sebagai konten para YouTuber karena dianggap mistis.

Aura spiritual di areal pura ini sangat kuat, ditambah banyaknya tanaman yang tumbuh liar dan bangunan mangkrak.

Community writer IDN Times, Ari Budiadnyana, menemui seorang pengempon (Pengurus pura) Pura Melanting Jambe Pole, I Nengah Arimbawa, pada Sabtu (21/8/2021) lalu. Dari ceritanya, pura ini sudah ada lebih dulu sebelum pembangunan Taman Festival. Namun semenjak Taman Festival dibangun, pura ini ikut direnovasi.

Pura Melanting Jambe Pole sering digunakan umat Hindu Bali untuk memohon kelancaran usaha dan mengobati penyakit karena ilmu hitam. Dewa atau Ida Sesuhunan yang dipuja di pura ini adalah Ida Bhatari Melanting, Ida Ratu Niang Sakti, Ida Bhatara Sakti Ratu Gede Mas Mecaling, Ratu Ayu Mas Manik Maketel Kairing oleh Ida Ratu Ngurah Ketut Malumut.

Arimbawa atau yang akrab juga disapa Jro Rudra Agni ini menjelaskan, sosok naga dipercaya berstana di pohon Pole area pura. Selain itu ribuan makhluk halus (Wong samar) ikut menjaga pura tersebut. Mereka dikomandoi oleh makhluk halus bernama Kundala dan Kundali.

Baca Juga: Doa Mandi Hindu, dari Gosok Gigi Hingga Memakai Pakaian

2. Pelinggih Ida Bhatara atau Sang Hyang Iswara Gegadon di Kabupaten badung. Sering dipakai untuk menyembuhkan anak yang mengalami gangguan bicara

Prosesi melukat atau mandi suci di Pelinggih Ida Bhatara / Sang Hyang Iswara Gegadon (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Lokasi tepatnya berada di Banjar Gegadon, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi. Gampang sekali untuk menemukan tempat ini karena lokasinya berada di pinggir jalan raya.

Kelihan Adat Banjar Gegadon, I Ketut Sutha, mengatakan awalnya lokasi ini adalah sebuah temuku atau pembagi air untuk persawahan warga sekitar. Namun kini ada pelinggih yang sering dipakai warga setempat untuk melukat (Membersihkan diri dengan media mata air), khususnya anak-anak yang memiliki gangguan bicara seperti telat bicara, sulit bicara dan lainnya.

"Banyak warga sekitar yang memiliki anak kecil yang telat bicara, mandi di tempat ini. Anak tersebut lalu mulai lancar berbicara perlahan-lahan," kata Ketut Sutha.

Sebelum melukat, warga biasanya membawa sarana upakara seperti pejati yang digunakan untuk atur piuning atau memberitahukan maksud kedatangannya kepada Dewa yang berstana di sana. Proses melukatnya hanya bisa dilakukan setiap 15 hari sekali, tepatnya setiap hari suci Kajeng Kliwon.

3. Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan di Kabupaten Badung. Sering dipakai untuk memohon keturunan

Patung naga yang terdapat di Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pura Beji berada di pinggir aliran Tukad (Sungai) Kreteg, Banjar Padang Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara. Sungai ini dulunya adalah tempat pembuangan para jenazahkorban peristiwa Gestok (PKI). Makanya banyak yang beranggapan sungai ini juga angker.

Dewa atau Ida Sesuhunan yang dipuja di Pura Beji adalah Ida Sesuhunan Niang Sakti. Pura Beji merupakan tempat melukat untuk membersihkan seseorang yang sakit karena ilmu hitam. Selain itu, banyak warga setempat yang memohon keturunan di tempat ini.

"Di sini terdapat pemujaan kepada Ida Sesuhunan Ratu Biang Keliki untuk memohon keturunan dan keselamatan anak kecil," jelas Pemangku Pura Beji, Jro Mangku Sunarta.

Baca Juga: Doa Pengampun Dosa Menurut Hindu Bali

4. Pura Taman Beji di Kota Denpasar. Sering dipakai para pedagang untuk memohon rezeki

Pura Taman Beji yang terletak ditengah aliran Tukad Badung (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kalau kamu perhatikan Tukad Badung (Sering juga disebut Tukad Korea), ada pura di tengah-tengah aliran sungai. Namanya Pura Taman Beji. Tukad Badung sendiri berada di antara Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.

Menurut Pemangku Pura Taman Beji, Jro Mangku Taman, pura ini dulunya berupa tempat pemujaan sederhana yang disebut dugul. Pura Taman Beji lalu direnovasi secara bertahap menjadi lebih tinggi dari lokasi semula, namun tetap berada di bawah jembatan.

Ida Sesuhunan yang dipuja adalah Ratu Niang Bhatari Sakti, yang disimbolkan sebagai pemberi rezeki dan pelindung bagi umatnya. Selain itu, ada sumber mata air yang tidak pernah kering di pura ini. Sehingga sering dipakai untuk melukat juga.

Air suci (Tirta) di pura ini dinilai punya banyak manfaat. Seperti untuk membersihkan penyakit karena ilmu hitam, hingga pelancar rezeki. Makanya banyak pedagang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari membawa air suci ini ke tempat jualannya. Mereka memercikkan air suci tersebut setiap hari di tempat dagangannya, agar dilindungi dari gangguan gaib dan memohon kelancaran rezeki.

Uniknya, pelinggih-pelinggih yang ada di tengah pura ini tidak rusak ketika debit air di Tukad Badung naik karena musim penghujan.

Berita Terkini Lainnya