Tradisi Ngerebeg di Desa Penglipuran Tak Dilaksanakan, Ini Sebabnya
Biasanya barong diarak keliling rumah warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangli, IDN Times - Tiap enam bulan sekali, umat Hindu di Bali sellau merayakan Hari Raya Galungan. Di Desa Penglipuran, tiap Galungan memiliki tradisi ngerebeg atau kerap disebut juga ngelawang.
Namun pada Galungan kali, ini tradisi tersebut tidak bisa dilaksanakan. Padahal Ngerebeg menjadi daya tarik tersendiri di Desa Penglipuran selain kebersihannya.
Baca Juga: Memaknai Hari Raya Galungan, Mari Memenangkan Diri dari Ego
1. Mengapa tak dilakukan kali ini?
I Wayan Supat, Bendesa Adat Penglipuran, menjelaskan kali ini memang tak dilakukan Ngerebeg. Alasannya, adanya pembangunan bale di depan Pura Penataran Desa Penglipuran. Karena bale sedang dibongkar, maka jadi kurang etis diadakan Ngerebeg.
"Sederhananya, jadi kurang etis mengajak beliau (Barong) keluar di lingkungan yang sedang kotor. Jadi kita kan tidak tahu, barang-barang yang digunakan membongkar lewat mana, seperti kuburan. Kan kita tidak tahu," katanya.
Sebagai gantinya, semua warga desa melakukan persembahyangan ke Pura tempat diistanakannya barong tersebut. Tujuannya masih tetap sama. Jadi jika sebelumnya barong mendatangi masing-masing rumah warga, kini berganti warga yang mendatangi ke Pura.
"Dengan tujuan memohon keselamatan. Ini juga sudah diumumkan ke warga,” ucapnya.