TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tradisi Ngerebeg di Desa Penglipuran Tak Dilaksanakan, Ini Sebabnya

Biasanya barong diarak keliling rumah warga

IDN Times/Imam Rosidin

Bangli, IDN Times - Tiap enam bulan sekali, umat Hindu di Bali sellau merayakan Hari Raya Galungan. Di Desa Penglipuran, tiap Galungan memiliki tradisi ngerebeg atau kerap disebut juga ngelawang.

Namun pada Galungan kali, ini tradisi tersebut tidak bisa dilaksanakan. Padahal Ngerebeg menjadi daya tarik tersendiri di Desa Penglipuran selain kebersihannya.

Baca Juga: Memaknai Hari Raya Galungan, Mari Memenangkan Diri dari Ego

1. Mengapa tak dilakukan kali ini?

IDN Times/Imam Rosidin

I Wayan Supat, Bendesa Adat Penglipuran, menjelaskan kali ini memang tak dilakukan Ngerebeg. Alasannya, adanya pembangunan bale di depan Pura Penataran Desa Penglipuran. Karena bale sedang dibongkar, maka jadi kurang etis diadakan Ngerebeg.

"Sederhananya, jadi kurang etis mengajak beliau (Barong) keluar di lingkungan yang sedang kotor. Jadi kita kan tidak tahu, barang-barang yang digunakan membongkar lewat mana, seperti kuburan. Kan kita tidak tahu," katanya.

Sebagai gantinya, semua warga desa melakukan persembahyangan ke Pura tempat diistanakannya barong tersebut. Tujuannya masih tetap sama. Jadi jika sebelumnya barong mendatangi masing-masing rumah warga, kini berganti warga yang mendatangi ke Pura.

"Dengan tujuan memohon keselamatan. Ini juga sudah diumumkan ke warga,” ucapnya.

2. Apa itu tradisi Ngerebeg?

IDN Times/Imam Rosidin

Tradisi Ngerebeg merupakan upacara yang dilakukan oleh warga Desa Adat Penglipuran. Rangkaian upacaranya adalah membawa barong sakral yang disimpan di dalam Pura Penataran Desa menuju tiap rumah-rumah warga.

Wayan Supat menjelaskan, ngerebeg sebenarnya seperti ngelawang pada umumnya. Namun memiliki makna memberikan keselamatan tiap warga desa, menyucikan desa dari hal-hal negatif dam memohon kepada Tuhan agar terhindar dari kemalangan maupun wabah. Selain itu, tujuannya juga untuk menyenangkan krama.

"Di Penglipuran tradisi ngerebeg ini dilakukan selama tiga kali dalam setahun. Pertama saat Galungan, lalu Kuningan, dan Buda Kliwon Pahang," terangnya.

Berita Terkini Lainnya