TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Gempa Bali: Gejer Bali di Seririt Paling Besar Kerusakannya

Gempa di tiga lokasi Provinsi Bali punya sejarah yang parah

Ilustrasi pengamatan gempa (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Denpasar, IDN Times - Gempa berkekuatan 5,8 magnitudo mengguncang Pulau Bali pada Selasa (16/7) lalu. Sejumlah bangunan rusak dan puluhan warga mengalami luka-luka. Dari catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ternyata dalam sejarahnya Bali memiliki tiga sumber gempa. Berikut ini penjelasannya:

1. Tiga sumber gempa terjadi di bagian utara laut Bali, Kecamatan Seririt (Kabupaten Buleleng) dan bagian selatan Bali

IDN Times/Arief Rahmat

Kepala Bidang Manajemen Operasi Seismolgi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Ardika Rudyanto, mengatakan ada tiga sumber gempa dan tsunami di Bali. Sumber gempa tersebut ada di bagian utara laut Bali, Kecamatan Seririt (Kabupaten Buleleng) dan bagian selatan Bali.

"Pertama itu di utara Bali, namanya ada sesar naik Flores. Ini sangat pelan, silent, dan tidak selalu menimbulkan gempa tapi dia konsisten mengumpulkan energi," kata dia, Senin (22/7).

2. Gempa yang bersumber dari sesar Flores ini pernah tercatat pada era setelah kolonial

IDN Times/Arief Rahmat

Gempa yang bersumber dari sesar Flores ini pernah tercatat pada era setelah kolonial. Di antaranya pada tahun 1815 dengan kekuatan 7 magnitudo Skala Richter (SR), diikuti dengan tsunami dan menyebabkan ribuan meninggal dunia. Namun data pastinya belum diketahui karena ada yang mengatakan 1000 dan 1500 korban jiwa.

"Kita tak tahu pastinya, ada yang bilang 1500an ada 1000. Tsunami juga tercatat banyak versi ada yang lebih 10 meter ada lebih 12 meter," katanya.

Pada tanggal 13 Mei 1857, wilayah Bali Utara kembali diguncang gempa bumi berkekuatan 7 magnitudo. Gempa bumi kuat dengan episenter di laut ini dilaporkan memicu tsunami yang menyebabkan sebanyak 36 orang meninggal dunia.

3. Gempa di daratan pernah terjadi juga di Seririt

IDN Times/Arief Rahmat

Lalu sumber gempa di Seririt, Kabupaten Buleleng, tercatat pernah terjadi gempa 6 berkekuatan 6,5 magnitudo pada 14 Juli 1976. Masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Gempa Bumi Seririt". Gempa yang dipicu oleh aktivitas sesar ini menyebabkan kerusakan parah di Buleleng dan Kota Negara, Kabupaten Jembrana.

Tercatat sebanyak 573 orang meninggal dunia di Buleleng, Jembrana, dan Tabanan. Sementara empat ribu orang lainnya luka-luka dan sekitar 450 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi ini dilaporkan memicu tsunami kecil di pantai utara Bali.

Terkait gempa ini, hingga kini belum diketahui periode ulangnya, apakah menunggu 100 tahun lagi atau kurang dari itu. Menurutnya, penelitian terkait gempa dan sebagainya masih minim sekali di Indonesia.

"Yang aktif itu Sumatera (Penelitian). Pulau lain relatif dibilang nihil, tidak. Tapi sangat amat kurang. Jawa Bali sama, sangat kurang penelitian," ujarnya.

Gempa episentrum (Gempa yang terjadi di luar permukaan bumi) juga pernah tercatat pada 21 Januari 1917, terletak di sebelah tenggara Pulau Bali. Gempa bumi ini menyebabkan longsoran yang hebat di berbagai tempat di Bali. Sekitar 80 persen dari jumlah korban gempa diakibatkan oleh longsoran. Gempa bumi ini menelan korban jiwa sebanyak 1500 orang, merusak 64 ribu rumah termasuk istana, 10 ribu lumbung beras dan 2431 pura, termasuk Pura Besakih. Masyarakat Bali menjulukinya sebagai "gejer Bali" yang artinya "Bali berguncang".

Dari catatan Soloviev and Go (1974), gempa bumi ini memicu tsunami di Klungkung dan Benoa di Denpasar dengan tinggi mencapai dua meter.

Baca Juga: Gubernur Koster Sebut Gempa Bali Sebagai Pertanda Baik

Berita Terkini Lainnya