Mengapa Masyarakat Bali Selalu Memperhitungkan Hari Baik
Gak cuma nikah aja, beli pakaian juga lihat hari baik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebudayaan Bali seakan tak habis untuk dikupas. Dari masa lampau hingga kini, hasil kebudayaan tetap dipegang menjadi pedoman hidup hingga pandangan hidup. Ada satu kebudayaan yang dijadikan sebagai pedoman beraktivitas masyarakat Bali, yakni ilmu perhitungan waktu secara tradisional atau yang disebut wariga.
Ilmu ini terdiri dari wariga padewasan (Perhitungan baik buruk sebuah hari) dan wariga tenung (Berhubungan dengan watak kelahiran manusia). Jika diperhatikan, selama ini masyarakat Bali selalu berpatokan dengan hari baik jika melakukan suatu kegiatan. Entah itu kegiatan besar seperti upacara keagamaan, membuat rumah, menanam padi, melantik pejabat, mencari pekerjaan, bahkan sampai hal ringan seperti membeli pakaian.
Seperti apa pentingnya wariga dalam kehidupan masyarakat Bali? Berikut ini ulasannya yang dibahas dalam Kriyaloka (Workshop) Wariga, bagian dari serangkaian Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022 di Wantilan Taman Budaya Provinsi Bali, Senin (14/2/2022), yang menghadirkan narasumber rohaniawan Ida Pedanda Gede Buruan dari Griya Sanding Pejeng Gianyar, dan penekun wariga sekaligus pembuat kalender Saka Bali, I Gede Marayana.
Baca Juga: Hari Baik Menikah Tahun 2022 Menurut Kalender Bali
Baca Juga: Jadwal Hari Raya Hindu Bali Terbaru Tahun 2022
1. Semua orang tentu ingin pekerjaan atau kegiatannya berjalan lancar dan berhasil dengan baik
Menurut I Gede Marayana, perhitungan wariga sangat penting karena kaitannya untuk menentukan kapan sebuah kegiatan dilaksanakan. Hal ini tentu didasari oleh keinginan seseorang yang ingin kegiatannya berjalan lancar, berhasil dengan baik, dan membawa berkah.
“Suksesnya seseorang mencapai tujuannya dilandasi atas dasar tahu tujuan yang akan dicapai, kemampuan melakukan kegiatan tersebut, serta pemilihan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan kegiatan itu,” katanya.
Selain itu, menurut keyakinan umat Hindu di Bali, jika melaksanakan suatu kegiatan tidak sesuai dengan waktu yang tepat serta semestinya, maka akan berakibat buruk.
“Jadi ada pakem yang dipegang oleh masyarakat, apabila seseorang melaksanakan suatu pekerjaan tidak tepat pada waktunya, maka konon akan menjadi santapan Bhatara Kala,” ungkap Marayana.