TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Enam Kemuliaan Perempuan dalam Legenda Bali yang Perlu Kamu Tahu

Mari bersama menghormati dan menghargai perempuan

Umat Hindu melakukan persembahyangan Hari Pagerwesi, di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali pada Rabu 3 Februari 2021 (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Peran perempuan secara kodrati begitu luhur. Sisi mulia perempuan dalam legenda kebudayaan Bali disebutkan pada dua karya sastra besar yakni Mahabarata dan Ramayana.

Dilansir dari buku Memecah Kebisuan yang diterbitkan oleh Komisi Nasional (Komnas) Perempuan tahun 2014, berikut ini enam kemuliaan perempuan:

Baca Juga: 7 Kiat Jadi Perempuan yang Disegani, Pola Pikir perlu Diubah

1. Cerita kelahiran Dewi Gangga mengilhami surga di telapak kaki ibu

Sungai Gangga, India (britannica.com)

Pada buku yang ditulis oleh Ketut Arnaya, Ni Nengah Budawati, dan dr Sariningsih tersebut, dituliskan bahwa dalam karya sastra Maharsi Vyasa menceritakan kelahiran Dewi Gangga ke dunia untuk menjalankan suatu tugas. Apabila tugas ini dapat diselesaikan dengan baik, maka ia diperkenankan kembali ke kayangan.

Bersama tujuh orang bidadari mendapatkan kutukan dari seorang brahmana. Mereka bisa kembali ke kayangan dengan syarat harus terlahir dulu menjadi manusia. Ketujuh bidadari tersebut kemudian bertemu dengan Dewi Gangga yang berkenan menyediakan rahimnya untuk mereka. Setelah terlahir, ketujuh bidadari tersebut dibuang ke Sungai Gangga.

Dengan melahirkan tersebut, kewajiban Dewi Gangga sebagai perempuan sudah dianggap cukup dan diperbolehkan kembali ke kayangan. Pesan ajaran Maharsi ini mengingatkan akan peran mulia seorang perempuan. Kisah ini pula yang mengilhami ungkapan Surga di Telapak Kaki Ibu.

2. Peran penuh pengorbanan yang diilhami dari cerita Dewi Kunthi

Berbagai sumber

Siapa yang tidak mengenal Dewi Kunthi? Ibu dari Pandawa ini menggambarkan sosok Ibu yang penuh kasih sayang, pengorbanan, serta tanpa kenal lelah memelihara dan membesarkan, sekaligus mendidik anak-anaknya. Sebagai single parent, ia berhasil mendidik anak-anaknya menjadi ksatria-ksatria yang jujur, kuat, sehat, cerdas, dan adil.

3. Sosok Dewi Drupadi, penggambaran perempuan istri setia

IDN Times/Irma Yudistirani

Sosok istri yang setia digambarkan oleh Dewi Drupadi, yang merupakan istri lima Pandawa. Ia setia mendampingi kelima suaminya yang saat itu sedang terpuruk, susah, dinistakan, dan dibuang dari istananya. Mereka harus masuk ke dalam hutan dan tinggal di sana.

Sosok Dewi Drupadi sangat hormat dengan suami dan keluarganya. Ia juga hormat dengan dirinya sendiri dan tidak mau direndahkan, apalagi dihinakan.

4. Meneladani sosok pemimpin perempuan dari Srikandi

IDN Times/Irma Yudistirani

Sosok pemimpin perempuan digambarkan oleh Srikandi yang berhasil membunuh panglima perang tentara Hastina, Rsi Bisma. Kakek dari Pandawa dan Kurawa ini meninggal dengan ratusan anak panah dan roboh tanpa menyentuh tanah.

Keterlibatan Srikandi dalam medan perang ini berawal dari Pandawa yang sudah tidak berdaya menghadapi kakeknya di medan pertempuran. Atas nasihat Sri Khrisna, lima Pandawa tersebut menemui kakeknya Rsi Bisma dan akhirnya tahu bahwa satu-satunya orang yang bisa mengalahkannya adalah Srikandi.

5. Kisah Anaasuya dan Sumatii dengan kemurnian hatinya

Flickr.com/Artem Beliaikin

Kisah Anaasuya yang merupakan istri Rsi Atri mengubah Brahma, Vishnu, dan Maheshvara menjadi bayi kecil. Ketika ketiganya menyamar meminta sedekah kepada Anaasuya, dan Anaasuya menghidangkan makanan untuk mereka. Namun mereka meminta agar makanan tersebut dihidangkan oleh Anaasuya tanpa mengenakan busana.

Setelah mengubah ketiganya menjadi bayi, Anaasuya dengan kemurnian hatinya bermain-main dengan mereka bertiga. Hingga akhirnya para permaisuri Trinitas tersebut, Saraswati, Lakshmii, dan Parvatii memohon kepada Anaasuya agar suami mereka dikembalikan menjadi wujudnya semula. Berkat rasa belas kasihan Anaasuya, akhirnya Trinitas tersebut kembali seperti semula.

Sementar itu Sumatii yang merupakan perempuan suci dan setia mendapati suaminya dikutuk oleh seorang Resi akan mati setelah fajar keesokan harinya. Namun karena kemurnian hatinya dan ingin menyelamatkan suaminya, ia berdoa agar matahari tidak terbit esok hari. Akibatnya matahari pada keesokan harinya tidak terbit dan dunia diliputi kegelapan.

Berita Terkini Lainnya