TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Tari Bali Baris Kupu-kupu, Unik dan Sakral

Tarian ini dijumpai di daerah pegunungan

Tari Baris Kupu-kupu. (YouTube.com/Komang Ari)

Tari Baris termasuk jenis tari khas Bali. Tari ini melambangkan ketangguhan prajurit dari Bali. Tari Baris yang ada di Bali terdiri dari berbagai nama. Satu di antaranya Tari Baris Kupu-kupu, yang merupakan tarian sakral dari Bali. Berikut ini sejarah Tari Baris Kupu-kupu.

Baca Juga: 6 Makna Simbol Pementasan Wayang Lemah di Bali, Filosofis

Baca Juga: 5 Fakta Lulut Emas, Koloni Ulat Dianggap Pertanda Tidak Baik

1. Tari Baris Kupu-kupu mudah dijumpai di daerah pegunungan

Tari Baris Kupu-kupu. (YouTube.com/Komang Ari)

Sebagai tarian sakral, Tari Baris Kupu-kupu dipentaskan dalam rangkaian pujawali atau piodalan (hari lahir tempat suci di Hindu Bali). Menurut jurnal "Makna Religiusitas Pementasan Tari Baris Kupu-kupu dalam Sistem Religi Umat Hindu di Bali Pegunungan", yang ditulis oleh Komang Indra Wirawan tahun 2019, tarian ini sering dijumpai di desa daerah pegunungan. Seperti Desa Sukawana (Kabupaten Bangli), Desa Pengotan (Kabupaten Bangli), dan Desa Bungkulan (Kabupaten Buleleng).

Tari Baris Kupu-kupu yang paling populer berasal dari Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Tari sakral ini biasanya dipentaskan pada saat pujawali di Pura Dalem Dasar.

2. Tari Baris Kupu-kupu memakai pakaian yang sederhana

Tari Baris Kupu-kupu. (YouTube.com/Komang Ari)

Walaupun saat ini sudah banyak modifikasinya, tetapi masyarakat di pegunungan tetap menggunakan Tari Baris seperti aslinya. Yaitu dilihat dari penggunaan pakaiannya yang masih sederhana.

Terkadang sayapnya masih memakai daun kelapa yang sudah kering dan dibentuk menyerupai sayap kupu-kupu. Namun Tari Baris Kupu-kupu yang berasal dari Desa Bungkulan ini sedikit berbeda dari daerah lainnya. Para penarinya menggunakan pelepah daun kelapa sebagai simbol seolah-olah kupu-kupu dalam tarian ini hidup di dunia yang sebenarnya.

3. Masyarakat di Desa Bungkulan pernah dilanda wabah ketika tidak mementaskan Tari Baris Kupu-kupu

Tari Baris Kupu-kupu. (YouTube.com/Komang Ari)

Tari sakral yang dipentaskan pada saat pujawali ini bertujuan untuk mengiringi persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi. Untuk itu, tarian ini dipentaskan sebanyak dua kali. Yaitu pada saat selesai menghaturkan persembahan, dan upacara pengelebar (sebelum pujawali berakhir).

Tarian ini dipentaskan di jeroan pura, tepat di hadapan linggih (stana) Ida Sesuhunan. Masyarakat memiliki kepercayaan secara turun-temurun, bahwa tarian ini harus dipentaskan selama pujawali. Karena mereka sempat tidak mengadakan pemetasan tari sakral ini, dan desanya dilanda wabah yang berkepanjangan. Warga kemudian melakukan guru piduka (permohonan maaf secara niskala atau tidak terlihat) karena tidak mementaskan tarian tersebut.

4. Penarinya merupakan orang pilihan

Tari Baris Kupu-kupu. (YouTube.com/Komang Ari)

Sebagai tari sakral, tentu saja tidak boleh dipentaskan secara sembarangan dan penarinya juga orang-orang yang terpilih. Penari yang dipilih wajib memiliki aura kesucian secara sekala (terlihat) dan niskala (tidak terlihat).

Secara niskala, penari ini dipilih melalui prosesi metunyang atau memohon petunjuk gaib dari Ida Sesuhunan di pura tempat tari tersebut dipentaskan. Petunjuk ini diturunkan melalui pemangku di pura tersebut. Sebelum menari, mereka terlebih dahulu diberikan upacara penyucian atau pembersihan secara jasmani maupun rohani.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya