TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Aliran Lukisan Tradisional Bali yang Mendunia

Gak heran kalau museum di luar negeri mengoleksi karya ini

Young Artist Painting di Desa Sayan, Ubud. (facebook.com/Desa Wisata Sayan)

Bali tidak hanya dikenal sebagai pulau dengan alamnya yang indah saja. Provinsi berjulukan Pulau Dewata ini juga memiliki beragam seni tradisional yang sangat indah. Satu di antara seni tersebut adalah seni lukis atau seni rupa.

Banyak aliran lukisan tradisional di Bali yang memiliki keunikannya sendiri. Berikut ini empat aliran lukisan tradisional Bali yang mendunia. Simak dulu yuk!

Baca Juga: Makna Tradisi Rerajahan Yamaraja Khas Desa Bugbug Bali

Baca Juga: Makna Upacara Ngulapin saat Orang Bali Terkena Musibah

1. Lukisan aliran Batuan, Sukawati

Lukisan Batuan karya pelukis Nyoman Sudirga. (Facebook.com/Nyoman Sudirga)

Dikutip dari Warisanbudaya.kemdikbud.go.id, seni lukis di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar awalnya ditujukan untuk kepentingan persembahan atau istilah Balinya ngayah. Pada tahun 1930, Seni Lukis Batuan mulai dikenal publik. Lukisan Batuan mengangkat tema kehidupan sehari-hari, ritual keagamaan, dan kisah cerita rakyat maupun pewayangan.

Lukisan Batuan dikenal memiliki corak atau gaya dekoratif dengan komposisi padat tanpa ada ruang kosong. Makanya pembuatan Lukisan Batuan ini memerlukan waktu yang cukup lama. Selain komposisinya, Lukisan Batuan memiliki teknik melukis yang khas bernama nyeket, ngorten, nyawi, nyigar ngucek, dan manyunin. Seni Lukis Batuan ini masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2018.

2. Lukisan aliran Young Artist, Sayan, Ubud

Young Artist Painting di Desa Sayan, Ubud. (facebook.com/Desa Wisata Sayan)

Dikutip dari jurnal berjudul Seni Lukis Young Artist: Belajar Seni Model Komunitas Desa karya I Wayan Karja, aliran Young Artist diciptakan oleh seorang pelukis asal Belanda bernama Arie Smith. Arie Smith tinggal di Desa Adat Penestaan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Proses penciptaannya sangat unik. Arie Smith sebagai guru bagi anak-anak di desa tempat tinggalnya, hanya memberikan pengetahuan tentang kegunaan bahan untuk melukis.

Ia membiarkan anak-anak itu melukis dengan imajinasinya masing-masing. Tema yang diangkat biasanya tak jauh dari kehidupan masyarakat sehari-hari, dan pemandangan alam khas Ubud. Makanya ia memberikan nama aliran seni lukis ini dengan sebutan Young Artist atau seni hias pelukis muda. Jika berkunjung ke Desa Wisata Sayan, kamu bisa belajar seni lukis Young Artist di sanggar-sanggar yang ada di desa ini.

3. Lukisan aliran Kamasan, Klungkung

Pelukis Wayang Kamasan Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Seni Lukis Kamasan terdaftar sebagai WBTB pada tahun 2013. Aliran seni lukis ini berasal dari Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Dikutip dari Kikomunal-indonesia.dgip.go.id, Lukisan Kamasan memiliki ciri khas menampilkan karakter wayang dari cerita Mahabharata, Ramayana, tantri, dan lainnya.

Seni lukis ini berawal saat seorang sangging (seniman seni rupa) bernama Gede Marsandi memperlihatkan hasil karyanya kepada Raja Klungkung, I Dewa Agung Made. Karya tersebut melukiskan seorang patih bernama Patih Mudara, yang diambil dari cerita Lontar Boma.

Hasil karya Gede Marsandi inilah yang kemudian digunakan sebagai referensi oleh seniman-seniman lain di Desa Kamasan. Bentuk dan corak lukisan Gede Marsandi ini menjadi identitas seni lukis yang ada di Kamasan. Alat yang digunakan adalah kuas dan pena dari bambu atau lidi pohon aren. Media lukis yang digunakan adalah kanvas, kain katun atau kain blacu.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya