TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[OPINI] Pengemis Online: Potret Baru Praktik Poverty Porn

Realitas di balik sosok "pengemis"

foto hanya ilustrasi (Unsplash.com/Maarten van den Heuvel)

Kehadiran pengemis seringkali identik dengan sosok yang tidak berdaya. Ketidakberdayaan ini terlihat dari permohonan yang mereka lakukan setiap harinya. Permohonan materil, sebutnya. Menopangkan hidup pada sedikit materi yang diberikan oleh orang banyak. Rasa iba menjadi dasar emosional yang dimainkan untuk dapat menarik mereka yang ada pada posisi strukturasi tertinggi.

Realitas ini adalah bagian nyata dari kehidupan, bahkan hari ini ruang publik tidak dianggap begitu eksis untuk dijadikan praktik. Sudah menembus ruang hingga masuk ke jejaring universal yang menjadi gawai bagi setiap pengguna dunia maya. Sekarang sudah muncul iklim baru, bahwa platform media bisa digunakan sebagai jalan pintas dari permohonan materil, oleh mereka yang tak berdaya.

Baca Juga: [OPINI] Akibat Hukum Konsumen Menolak Membayar Pesanan COD

Baca Juga: [OPINI] 6 Sisi Buruk Uang, Bisa Gak Good Looking Lho

1. Dunia digital dan perkembangannya

foto hanya ilustrasi (Unsplash.com/Mariia Shalabaieva)

Tidak dipungkiri, bahwa hari ini kehidupan secara universal bergelut melalui akses digitalisasi. Hampir seluruh aktivitas manusia dilakukan dengan memanfaatkan jejaring media sosial. Refleksi ini kemudian menjadi gambaran nyata, bahwa kolektivitas media sosial yang berkembang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Kehadiran berbagai macam variasi platform media sosial mulai menampakkan eksistensinya masing-masing. 

Hal ini memberikan konsekuensi baru pada beberapa lini kehidupan. Hampir semua aktivitas yang sebelumnya dinikmati dalam proposisi langsung, beralih menggunakan akses yang lebih fleksibel. Pemanfaatkan platform media menjadi pilihan yang sangat tepat. Satu yang cukup eksis beberapa waktu ini adalah melakukan aktivitas mengemis secara online pada platform TikTok.

2. Framing pada platform media "TikTok"

ilustrasi TikTok (IDN Times/Arief Rahmat)

Satu platform media sosial yang cukup berkembang hari ini adalah TikTok. Mayoritas pengguna media sosial di seluruh dunia memiliki platform ini. Dulunya TikTok masih digunakan secara fungsional sebagai platform yang diperuntukkan sebagai wujud, atau citra diri melalui aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan trend. Namun hari ini, seiring dengan perkembangannya yang cukup progresif, kompleksitas TikTok sudah sangat berkembang. Hal ini bisa dilihat dari variasi fitur yang disediakan oleh TikTok.

Live streaming, sebuah fitur yang hampir tersedia pada seluruh platform media sosial terkait, seperti Facebook, Instagram, dan lainnya. Tidak mau kalah dengan dua platform tersebut, TikTok hari ini juga menghadirkan fitur live streaming yang bisa digunakan sebagai dalih untuk menampilkan pesona diri yang digunakan. Motif yang beragam tentunya, live streaming memunculkan tampilan aktivitas yang ingin ditampilkan oleh pemilik akun yang nantinya akan dilihat, diakses, bahkan menjadi sebuah sorotan boom framing bagi yang menyaksikannya. 

Writer

Fadilla Saputri

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya