Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Cabai Rawit Naik 10 Persen di Pasar Kereneng Menjelang Galungan

kereneng 3.jpg
Parkiran Pasar Kereneng tampak penuh pada Senin, 17 November 2025, karena mau menyambut Hari Raya Galungan. (IDN Times/Yuko Utami)

Denpasar, IDN Times - Kepadatan Pasar Kereneng kian melonjak dua hari sebelum perayaan Galungan. Para pembeli berdesakan sambil membawa tentengan tas anyaman dengan berbagai kebutuhan untuk upacara. Ada juga yang berburu daging dari babi hingga ayam, lengkap dengan basa genep (bumbu lengkap) khas Bali. Kepala Pasar Unit Kereneng, I Gusti Ngurah Arya Kusuma, mengakui bahwa Pasar Kereneng jadi kawasan yang selalu ramai.

“Kalau Pasar Kereneng nika (ini) adalah salah satu pasar paling ramai. Salah satu pasar paling besar yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Suaka Dharma,” tutur Arya, pada Senin (17/11/2025).

Meskipun ramai dipadati pembeli, Arya menjelaskan Pasar Kereneng tidak kehabisan stok barang. Sebab ada pengecekan dan pendataan rutin stok barang dagangan di pasar.

“Yang jelas kalau dari stok harga, kita sementara sampai hari ini stok stok masih aman,” katanya.

Bagaimana kondisi Pasar Kereneng menjelang Hari Raya Galungan esok? Baca selengkapnya di bawah ini.

Cabai rawit jadi komoditas dengan peningkatan harga paling mencolok

Ilustrasi sembako (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi sembako (IDN Times/Yuko Utami)

Arya mengatakan, dari berbagai komoditas di Pasar Kereneng, cabai rawit mengalami peningkatan harga paling mencolok. Harga cabai rawit per kilogram biasanya sekitar Rp40-45 ribu. Pada hari raya peningkatannya mencapai 10 persen, menjadi Rp50-55 ribu.

Sebelum kenaikan harga cabai rawit, cabai besar mengalami kenaikan harga lebih dulu. Harga cabai besar sepekan lalu sempat menembus angka Rp65 ribu per kilogramnya. Kata Arya, harga cabai besar saat ini lebih stabil di kisaran Rp55 ribu.

”Kali ini yang mencolok adalah harga cabai rawit, kalau masalah daging aman,” kata dia. 

Mahalnya harga cabai karena pemasok terkendala cuaca, sementara harga kebutuhan hari raya tergolong stabil

kereneng 1.jpg
Kondisi jual beli di area Pasar Kereneng, Denpasar. (IDN Times/Yuko Utami)

Para pedagang Pasar Kereneng membeli pasokan cabai di Pasar Induk Galiran, Sukro, dan Pasar Induk Baturiti. Namun, kenaikan harga cabai rawit dan cabai besar, kata Arya setelah mengobrol dengan pedagang, karena para pemasok terkendala cuaca yang tidak stabil.

“Alasan dari pedagang yang tiang (saya) tanyain katanya memang sih pasokan. Pasokan ada terkendala cuaca,” terang Arya.

Sementara itu, melalui pemantauan harga komoditas, Arya mengamati harga kebutuhan Hari Raya Galungan di Pasar Kereneng, masih tergolong stabil. Termasuk perlengkapan untuk membuat penjor yang diburu warga, harganya stabil. Menjelang Hari Raya Galungan, Arya tidak menemukan kondisi panic buying (pembelian berlebihan) terhadap kebutuhan hari raya.

“Kalau setahu tiang di Pasar Kereneng itu istilah panic buying memang belum, dan egak pernah terjadi sih karena seperti tiang bilang tadi karena pasokannya yang masih aman,” jelasnya.

Pihaknya akan memperketat pengawasan produk sebagai tindak lanjut hasil pengecekan BPOM Denpasar

kepala pasar kereneng.jpg
Kepala Pasar Unit Kereneng, I Gusti Ngurah Arya Kusuma. (IDN Times/Yuko Utami)

Sementara itu, sebagai tindak lanjut pengecekan produk pasar oleh BPOM Denpasar, Arya mengaku akan memberikan penjelasan kepada pedagang terkait temuan tersebut. Penjelasan itu berkaitan dengan kandungan zat berbahaya pada sampel yang diuji kepada para pedagang.

“Sehabis itu kita langsung turun untuk menemui para pedagang yang menjual barang-barang terindikasi bahan pengawet dan perwarna berbahaya hasil temuan dari BPOM,” kata Arya.

Pihaknya belum dapat melakukan penarikan produk. Mekanisme yang ditawarkan saat ini kepada pedagang adalah mengembalikan produk berbahaya kepada produsen utama. Arya mengungkapkan pengalamannya selama memberikan sosialisasi produk berbahaya pada penjual, para pedagang cenderung menghindar. Meskipun demikian, pengawasan dan sosialisasi akan tetap berlanjut kepada para pedagang yang menjual produk dengan zat berbahaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Ada Pujawali, Warga Diimbau Tidak Mendaki Gunung Batukaru

18 Nov 2025, 15:49 WIBNews