Penampakan Gerhana Matahari Cincin yang Terlihat di Bali

Badung, IDN Times - Fenomena alam berupa gerhana Matahari cincin yang terjadi Kamis (26/12) sudah terlewati. Adakah yang sudah melihat fenomena tersebut?
Ternyata, tak semua wilayah di Indonesia bisa melihat gerhana Matahari cincin secara penuh. Berdasarkan data dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hanya ada enam provinsi yang dilewati oleh gerhana ini. Yaitu Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat.
Lalu bagaimana dengan Bali? Gerhana Matahari cincin ini sebenarnya juga terlihat di Pulau Bali. Namun hanya tampak gerhana Matahari sebagian saja. Seperti apa bentuknya?
1. Gerhana Matahari sebagian terlihat pada pukul 12.15 Wita

Para petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memantau gerhana tersebut menggunakan teropong di rooftop Kantor BMKG.
Ikhsan, Kepala Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, menerangkan kontak pertama atau terlihatnya gerhana cincin di wilayah Denpasar terjadi pada pukul 12.15 Wita.
"Kemudian gerhana totalnya terjadi pada pukul 14.03 Wita dan berakhir pada 15:36 Wita. Gerhana cincin sendiri berlangsung 3 jam 22 menit," kata Ikhsan.
2. Gerhana Matahari cincin di Bali hanya terlihat 68,4 persen magnetudo

Fenomena gerhana Matahari memang hanya terlihat sebagian atau sekitar 68,4 persen magnetudo. Sedangkan penampakan gerhana Matahari cincin secara utuh itu hanya terjadi di tujuh Provinsi saja, seperti yang sudah disebutkqn sebelumnya.
"Kalau kita ingin lihat betul-betul dengan magnetudo 100 persen itu ada di tujuh Provinsi. Itulah daerah-daerah yang secara langsung bisa melihat full atau melihat gerhana Matahari secara utuh," ujarnya.
3. Fenomena gerhana Matahari cincin tidak bisa ditentukan kapan akan terjadi lagi

Lanjut Ikhsan, gerhana Matahari cincin adalah fenomena alam yang terjadi ketika Matahari, Bulan, Bumi berada pada satu garis lurus. Di mana cahaya matahari yang menyinari bumi terhalangi oleh bulan. Sehingga kondisi bumi akan gelap seperti malam hari meski masih siang atau sore hari.
"Fenomena ini terjadi, akibat dinamisnya pergerakan Matahari, Bumi dan Bulan yang terjadi pada fase bulan baru. Disebut gerhana Matahari cincin karena cahaya Matahari yang menuju ke Bumi ditutup sepenuhnya oleh permukaan Bulan. Sehingga tampak seperti cincin," jelasnya.
Fenomena gerhana Matahari cincin tidak bisa ditentukan kapan akan terjadi lagi. Tergantung pada siklus dinamisnya Bulan, Matahari dan Bumi.
"Untuk masyarakat diimbau tidak boleh melihat secara langsung (Gerhana Matahari cincin). Karena kalau secara langsung bisa mengakibatkan kerusakan pada retina, berakibat kepada kebutaan sementara sampai dengan kebutaan total. Jadi harus menggunakan filter optik atau kaca mata optik yang digunakan melihat gerhana Matahari," kata Ikhsan.