Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hotel Butik di Pantai Bingin Dibongkar, Bagaimana Nasib Karyawannya?

WhatsApp Image 2025-07-21 at 11.06.13 (1).jpeg
Pembongkaran bangunan di Pantai Bingin (IDN Times/Ayu Afria)

Badung, IDN Times - Suara hantaman linggis dan palu mendengung dari satu titik di tebing Pantai Bingin, Senin (21/7/2025) pagi. Morabito Art Cliff sesak dipenuhi para petugas gabungan dan pekerja yang menghancurkan bangunan bersama fasilitasnya. Suasana ramai teriakan para karyawan disaksikan puluhan warga setempat dan para turis. Jalan sempit yang tidak sampai satu meter tersebut, pada Senin pagi berubah drastis dari biasanya.

Manager Morabito Art Cliff, Komang Agus, mempertanyakan pembongkaran bangunan yang dipermasalahkan tersebut. Ia merasa alasan pemerintah juga tidak mempertimbangkan sejarah ekonomi di lokasi, bahwa bermula dari warga lokal yang membangun gubuk kecil dan menjual minuman soft drink dan kelapa kepada wisatawan. Aktivitas tersebut telah dilakukan sejak 1963.

"Kami membangun tempat ini tidak sekaligus. Step by step (Morabito Art Cliff). Kami membangun sejak 2012," terangnya.

Komang Agus mengatakan, sebelum pembongkaran hari ini, mereka sudah sempat tutup selama dua hari sesuai imbauan dari pemerintah terkait. Namun, karena banyak booking-an dari tamu Eropa, Morabito Art Cliff beroperasional lagi. Setidaknya tercatat 170 orang pekerja menggantungkan ekonomi di tempat ini. Pihaknya meminta agar pemerintah saat ini memikirkan nasib para pekerja yang terdampak. Ia memperkirakan sekitar 1.000 lebih pekerja terdampak di wilayah Pantai Bingin, nasib kehidupan mereka kini tidak tentu dan cicilan pun mengantre.

"Apa yang harus dilakukan Pemerintahan Badung? Bikin malu sampai ke internasional," katanya.

Komang meyakini, pembongkaran ini akan memperburuk citra pariwisata Bali di mata internasional, dan wisatawan juga akan memilih opsi lain berwisata ke luar Bali. Pun, di lokasi terlihat banyak wisatawan yang juga merekam aksi tersebut menggunakan gawainya.

Sementara itu, beberapa karyawan perempuan berkebaya berteriak mewarnai pembongkaran. Setiap dentuman palu ke dinding bangunan diimbangi dengan kecaman terhadap pemerintah. Mereka mulai membandingkan penanganan dengan para tersangka korupsi.

Satu pekerja tukang bangunan di lokasi, Umbu Rada, mengatakan telah bekerja di lokasi selama 27 tahun. Membayangkan kerja kerasnya selama berpuluh tahun tersebut sirna bersama runtuhnya dinding yang hampir menyerupai bangunan bergaya Yunani tersebut. Tukang bangunan yang juga senasib dengannya ia perkirakan sekitar 100 orang lebih. Ia meminta agar pemerintah tidak pilih kasih, setidaknya juga membongkar 57 bangunan lainnya di sepanjang pantai tersebut.

"Di mana saya kerja kalau dibongkar? Anak-anak saya kecil. Kok bisa begini, datang-datang dibongkar hanya dengan pemberitahuan tiga hari. Siapin kami tempat kerja," terangnya.

Untuk diketahui, pembongkaran hari ini merupakan kelanjutan Surat Perintah Pembongkaran Bupati Badung Nomor 600.1.15.2/14/831/SETDA/Sat.Pol.PP tertanggal 15 Juli 2025 merespon surat dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Alasan pembongkaran karena bangunan tersebut berdiri di tanah negara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us