Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang Buka Tutup Dampak Cuaca Buruk

Jembrana, IDN Times - Cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Bali memaksa otoritas pelabuhan untuk menerapkan sistem buka-tutup di Pelabuhan Gilimanuk-Pelabuhan Ketapang, Rabu (30/7/2025). Penundaan pelayanan penyeberangan ini menyebabkan antrean panjang kendaraan angkutan barang, bus, dan kendaraan kecil. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut, mengingat peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca di perairan Bali.
1. Pelabuhan Gilimanuk beberapa kali buka-tutup

Pengumuman penutupan pelayanan sementara Pelabuhan Gilimanuk dilakukan otoritas ketika kondisi cuaca dinilai membahayakan pelayaran. Gelombang tinggi dan angin kencang terjadi sejak Selasa kemarin, 29 Juli 2025. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Komisaris Polisi (Kompol) Arya Agung, mengatakan pelayanan penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk sempat dihentikan sementara karena cuaca buruk.
Pembukaan kembali pelabuhan dilakukan setelah ada jaminan, bahwa kondisi cuaca sudah membaik dan aman untuk dilalui kapal. Hal ini membuat waktu tunggu yang tidak menentu bagi para pengguna jasa.
"Kemarin sempat dua kali ditutup sementara karena cuaca buruk. Ketika cuaca mulai membaik, pelabuhan dibuka kembali," ujarnya.
2. Terjadi antrean panjang kendaraan

Kebijakan buka-tutup pelabuhan ini berdampak langsung pada terhambatnya perjalanan publik. Sejumlah truk pengangkut sembako dan barang-barang penting lainnya terlihat mengular hingga satu kilometer lebih dari pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk.
Tak hanya itu, kendaraan pribadi dan bus pariwisata juga terjebak dalam antrean panjang, menyebabkan kerugian waktu dan material bagi para pengemudi serta penumpang.
"Memang sempat terjadi antrean panjang kendaraan, namun kami di lapangan sudah melakukan pengaturan arus lalu lintas. Kendaraan besar kita atur di jalan utama, kemudian kendaraan kecil kita arahkan ke gang-gang yang ada," katanya.
3. Waspada gelombang tinggi di Selat Bali

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar telah mengeluarkan peringatan dalam rentang 30 Juli hingga 2 Agustus 2025 terkait potensi gelombang tinggi di wilayah Bali, dengan ketinggian gelombang laut dapat mencapai 4 meter. Potensi tersebut berada di Selat Badung, Selat Bali Bagian Selatan, Selat Lombok bagian Selatan, dan perairan Selatan Pulau Bali, dengan ketinggian gelombang 2,5-4 meter.
Ketinggian gelombang tersebut berisiko untuk perahu nelayan, kapal tongkang, hingga kapal feri dengan kecepatan 21 knot, dan tinggi gelombang 2,5 meter. Warga diimbau untuk mempertimbangkan kembali jadwal perjalanan mereka.