Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Organ Jantung WNA Australia Tidak Ditahan RSUP Prof Ngoerah

WhatsApp Image 2025-09-24 at 12.46.32 (1).jpeg
Para pihak RSUP Prof Ngoerah saat memberikan keterangan terkait jenazah Byron Haddow tanpa organ jantung. (IDN Times/Ayu Afria)
Intinya sih...
  • Autopsi forensik atas permintaan resmi dari penyidik Polsek Kuta Utara dilakukan pada 4 Juni 2025.
  • Pemeriksaan sampel organ jantung membutuhkan waktu lebih lama, sekitar satu bulan, untuk analisis yang akurat.
  • Keterangan diambilnya jantung untuk autopsi sudah tertulis dalam laporan autopsi Byron dan tidak ditahan karena pemeriksaan belum selesai dilakukan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Denpasar, IDN Times - Organ jantung Byron James Dumschat (23) alias Byron Haddow, laki-laki asal Australia yang diduga tertinggal saat proses autopsi mendapatkan titik terang. Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr IGNG Ngoerah menyatakan organ tersebut tidak dicuri atau dijual seperti opini yang terbangun di publik. Organ jantung masih dalam pemeriksaan autopsi saat itu, dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Karena waktu lebih panjang yang diperlukan untuk memproses jantung yang bersangkutan untuk pemeriksaan patologi anatomi," Direktur Medik dan keperawatan, dr. I Made Darmajaya, di RSUP Prof Ngoerah, pada Rabu (24/9/2025).

1. Autopsi forensik (autopsi medikolegal) atas permintaan resmi dari penyidik Polsek Kuta Utara

WhatsApp Image 2025-09-24 at 12.46.31.jpeg
Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah. (IDN Times/Ayu Afria)

Direktur Medik dan keperawatan RSUP Prof Ngoerah, dr I Made Darmajaya, mengatakan autopsi Byron yang dilaksanakan pada 4 Juni 2025 merupakan autopsi forensik (autopsi medikolegal) atas permintaan resmi dari penyidik Kepolisian Sektor (Polsek) Kuta Utara. Secara teknis, autopsi dilakukan sesuai prosedur operasional standar (SOP), dan sudah menjadi prosedur tetap untuk mengambil organ utuh dan/atau sampel organ atau jaringan serta cairan tubuh untuk pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan mikroskopis jaringan (patologi anatomi), serta analisis toksikologi bila ada indikasi.

"Organ atau sampel organ atau sampel jaringan atau cairan tubuh apa saja yang diambil untuk pemeriksaan penunjang juga tercatat seluruhnya dalam laporan autopsi ataupun Visum et Repertum," terangnya.

2. Pemeriksaan sampel organ jantung membutuhkan waktu lebih lama

WhatsApp Image 2025-09-24 at 10.38.43.jpeg
Foto semasa hidup Byron Haddow (Kaus putih). (IDN Times/Ayu Afria)

Made Darmajaya menjelaskan, pada kasus tertentu, jantung perlu diambil secara utuh karena untuk menemukan ada kelainan jantung tidaklah mudah. Mengeraskan atau fiksasi jaringan utuh memerlukan waktu jauh lebih panjang daripada sampel organ.

Proses ini kemudian berlanjut, hingga akhirnya organ atau sampel organ tersebut dapat dilihat di bawah mikroskop dan dianalisis. Proses tersebut, lanjutnya, membutuhkan waktu yang tidak pendek, yaitu sekitar satu bulan. Akurasi dan ketelitian dalam analisis tetap menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan pemeriksaan forensik, sejak dimulainya pemeriksaan pertama hingga selesai diterbitkannya laporan autopsi ataupun Visum et Repertum.

Setelah seluruh pemeriksaan selesai, jantung milik Byron sudah dikembalikan. Repatriasi atau pengembalian jantung dilakukan setelah jenazah Byron diterbangkan kembali ke Australia. Hal ini juga sekaligus menampik isu pencurian organ yang beredar adalah tidak benar.

3. Keterangan jantung diambil untuk autopsi sudah ditulis

WhatsApp Image 2025-09-24 at 12.46.32.jpeg
Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah. (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu, Dokter Forensik atau DPJP (dokter penanggungjawab pasien), dr Nola Margareth Gunawan, mengatakan pihaknya telah menuliskan bahwa jantung Byron memang diambil seluruhnya untuk pemeriksaan. Jantung tersebut tidak ditahan karena pemeriksaan belum selesai dilakukan.

Ia menyebutkan, keterangan diambilnya jantung secara keseluruhan tersebut sudah tertuang dalam laporan autopsi Byron. Namun, dr Nola mengakui memang tidak ada keterangan dalam laporan atau dokumen yang dikirimkan ke Australia tersebut, karena alasan rahasia kedokteran.

"Dilaporan autopsinya itu sudah saya tuliskan juga, bahwa jantungnya ini memang diambil seluruhnya untuk pemeriksaan patologi anatomi," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Disabilitas Tuli di Buleleng Hamil 8 Bulan Diduga Korban Pemerkosaan

24 Sep 2025, 13:54 WIBNews