Trailer Film Dokumenter pāpa, Kasus Pelecehan Oknum Sulinggih di Bali

Coming soon. Pertama kali dipublikasikan

Denpasar, IDN Times - I Wayan Mahardika (38) telah menjadi perhatian banyak publik di Bali semenjak kasusnya mencuat 11 Februari 2021 lalu. Siapa sebenarnya dia? Mungkin namanya masih terlihat asing ya. Tetapi dialah seorang pria yang mengaku sebagai sulinggih tanpa melalui jalur resmi Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali.

Pria yang telah mendapatkan vonis 4 tahun 6 bulan penjara karena terbukti melakukan perbuatan cabul sesuai dakwaan primer Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pasal 289 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Mahardika melecehkan seorang perempuan, yang menggunakan kedok melukat (Pembersihan diri menggunakan media air) di Pura Campuhan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar pada 4 Juli 2020.

Perjalanan IDN Times Bali untuk mengawal kasus ini pun cukup panjang. Karena beririsan dengan keagamaan dan adat di Bali. Hingga IDN Times Bali berhasil mempublikasikan liputan khusus berjudul [LIPSUS] Berkedok Pembersihan, Sulinggih di Bali Tersangka Pelecehan.

Supaya tidak penasaran bagaimana awal mula kasus ini muncul, IDN Times Bali pertama kalinya membuat film dokumenter berjudul pāpa, yang akan tayang perdana 30 Juli 2021.

Baca Juga: [SURVEI] Sulinggih Tetap Manusia, Tidak Kebal Hukum Apabila Bermasalah

1. Film dokumenter ini berisi perjalanan dan hasil wawancara IDN Times sejak Januari 2021 hingga Juli 2021

2. Beberapa hasil wawancara dan video ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Jadi film dokumenter ini bakalan jadi yang pertama kami publish

Trailer Film Dokumenter pāpa, Kasus Pelecehan Oknum Sulinggih di BaliIDN Times/Ayu Afria

3. Penasaran sama filmnya? Tonton dulu trailernya di bawah ini:

Kenapa kasus ini perlu kehati-hatian dalam mengungkapnya? Sebab sangat beririsan sekali dengan keagamaan dan adat di Bali. Menurut Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi, sulinggih merupakan orang suci yang kedudukannya dimuliakan oleh umat Hindu. Su berarti baik, mulia atau utama. Sedangkan linggih berarti tempat atau kedudukan. Sehingga sulinggih bermakna mendapat kedudukan mulia di masyarakat.

Sulinggih dimuliakan karena telah melalui proses upacara diksa atau dwijati, yaitu lahir dua kali. Pertama adalah kelahiran secara biologis dari rahim ibu. Lalu kedua adalah lahir dari proses spiritual. Lahir kedua ini dianggap sebagai penyucian lahir batin, agar sulinggih disebut sebagai orang suci.

“Sulinggih sebenarnya seorang Brahmana (Salah satu golongan dari Catur Warna yang memiliki kecerdasan ilmu pengetahuan maupun pengetahuan Ketuhanan untuk mencerahkan spiritual umat Hindu). Nama sulinggih ada banyak. Seperti Ida Pedanda, Ida Pandita, Ida Dukuh, Ida Sri Mpu, Ida Rsi, Ida Bhagawan, dan sebagainya. Nama kesulinggihannya biasanya berkaitan dengan nama keluarga besar,” ujarnya.

Baca Juga: Aguron-guron Ditinggalkan, Wayan M Bukan Seorang Sulinggih

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya