Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bali Fokus Pengembangan Blockchain, Tingkatkan Kepercayaan Digital

ilustrasi blockchain development (pexels.com/Alesia Kozik)
ilustrasi blockchain development (pexels.com/Alesia Kozik)
Intinya sih...
  • Tantangan pengembangan Blockchain saat ini adalah regulasi
  • Blockchain dapat dimanfaatkan untuk kondisi saat digital over expose
  • Permasalahan IT juga tanggung jawab pribadi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Denpasar, IDN Times - Kota Denpasar akan menjadi tuan rumah Bali Blockchain Summit (BBS) 2025 pada 30 dan 31 Oktober 2025 di Dharma Negara Alaya (DNA). Forum ini untuk mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, komunitas teknologi, hingga media dalam satu panggung besar.

Ketua Panitia BBS sekaligus CEO Baliola dan Founder Mandala Chain, I Gede Putu Rahman Desyanta alias Anta, mengatakan pelaksanaan Bali Blockchain Summit tahun ini merupakan tahun ketiga di Bali. Namun hingga saat ini blockchain dianggap sebagai tools yang dikonotasikan dengan Kripto. Padahal sesungguhnya blockchain memiliki potensi yang jauh lebih besar dari Kripto.

"Lebih besarnya lagi terkait implementasi perlindungan data siber security, protection, dan sustainability," terangnya.

1. Tantangan pengembangan Blockchain saat ini adalah regulasi

ilustrasi blockchain (pexels.com/Morthy Jameson)
ilustrasi blockchain (pexels.com/Morthy Jameson)

Menurut Ketua Panitia BBS, I Gede Putu Rahman Desyanta, untuk pertama kalinya pada pelaksanaan BBS tahun 2024, beberapa pejabat mulai fokus membahas Blockchain. Blockchain kemudian mendapatkan perhatian serius hingga implementasinya di Kota Denpasar. Anta mengatakan, blockchain tahun ini bukan lagi permasalahan di teknologi, akan tetapi regulasi dan komitmen para pemangku kebijakan.

Sehingga pada tahun ketiga ini (2025), mengusung tema Blockchain for Protection and Sustainability: Building Digital Trust for @ Sustainable Future. Acara ini ingin mengajak Indonesia melihat blockchain bukan sekadar teknologi finansial, melainkan fondasi penting untuk membangun masa depan digital yang lebih aman, transparan, dan berkelanjutan.

"Kita sudah memiliki blockchain sendiri, talent yang cukup baik," terangnya.

2. Blockchain dapat dimanfaatkan untuk kondisi saat digital over expose

ilustrasi blockchain developer (pexels.com/Lukas)
ilustrasi blockchain developer (pexels.com/Lukas)

Anta mengatakan, kehidupan masyarakat saat ini dibayang-bayangi oleh kontrol dari teknologi sendiri. Saat digital over expose, maka peran blockchain dimainkan untuk memaksimalkan privasi yang merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM). Sehingga dengan tema protection BBS 2025 kali ini akan memfokuskan pembahasan intellectual property. Intellectual property ini menjadi bahasan yang tepat bagi BBS karena spesifik di Bali memiliki banyak intellectual property termasuk yang komunal.

"Jangan sampai digital itu menjadi penjara baru. Katanya bebas tapi kita dipenjara dengan algoritma," katanya.

3. Permasalahan IT juga tanggung jawab pribadi

ilustrasi blockchain (pexels.com/Ivan Babydov)
ilustrasi blockchain (pexels.com/Ivan Babydov)

Bali Blockchain Summit 2025 telah tumbuh menjadi ruang tahunan. Tahun ini, lebih dari 3.000 peserta diperkirakan terlibat dalam beragam agenda, mulai dari konferensi, diskusi panel, pameran teknologi, hingga sesi networking yang mempertemukan para pengambil kebijakan dan pemimpin industri. Untuk menjangkau publik ebih luas, acara ini juga menghadirkan aktivitas kreatif seperti kompetisi trivia, quiz cerdas cermat, hingga turnamen e-sport. BBS 2025 lahir dari kesadaran bahwa Indonesia membutuhkan fondasi digital yang dapat dipercaya.

"Permasalahan IT itu bukan sekedar permasalahan pemerintah. Kita harus sadari itu. Ini adalah self responsibility," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

4 Penyebab Motor Mengeluarkan Bau Aneh Saat Dinyalakan

29 Sep 2025, 16:00 WIBNews