Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Teka Teki Kematian Warga Karangasem, Dipicu Asmara?

Ilustrasi selingkuh (IDN Times/Mardya Shakti)

Denpasar, IDN Times - Sugiyati (36), perempuan asal Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur saat ini ditahan oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar dan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap laki-laki bernama I Nyoman Widhiasa (41) warga, asal Banjar Dinas Munti Gunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, menyampaikan saat ini penyidik juga masih mendalami penyebab kematian laki-laki yang disebut sebagai driver ojek online tersebut. Pasalnya, korban diduga meninggal bukan karena gantung diri. Kendati belum mengerucut terkait pelaku dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian, namun Sugiyati dan Nyoman Widhiasa menjalin hubungan asmara.

“Sugiyati merupakan selingkuhan karena korban punya istri sah di kampungnya,” ungkap Sukadi, Selasa (30/2/2024) lalu.

1.Kepolisian menyatakan tersangka melakukan penganiayaan

TKP korban diduga pembunuhan di Denpasar. (IDN Times/Ayu Afria)

Berdasarkan pemeriksaan kepolisian, Sukadi menyatakan pasangan tersebut mengaku terlibat pertengkaran hingga terjadinya penganiayaan sebelum ditemukan meninggal dunia. Tersangka Sugiyati menampar dan menarik kalung Nyoman Widhiasa. Tetapi belum ada bukti kuat yang menunjukkan penyebab korban meninggal dunia.

“Motif yang kami duga yaitu sakit hati. Itu diketahui dari hasil penyidikannya adanya pertengkaran antara tersangka dengan korban,” ungkapnya.

2. Sugiyati peduli sama korban, dan mengaku tidak membunuh

Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)

Kakak keempat tersangka, Sulastri (42), menceritakan adiknya telah menjalin hubungan dan tinggal bersama selama 11 tahun dengan Nyoman Widhiasa. Pun setiap pagi saling memberi kabar melalui sambungan telepon dan video call. Tersangka sendiri bekerja di industri garmen. Adiknya beberapa kali menyampaikan, bahwa korban sering mengancam akan melakukan bunuh diri untuk menarik simpati ketika terlibat cekcok.

Sebagai kakak, ia tidak mengetahui status hubungan keduanya. Namun keluarga tersangka tidak menampik bahwa adiknya menjalin hubungan dengan korban. Selain itu, mereka percaya bahwa tersangka tidak membunuh korban, sebagaimana pengakuan yang disampaikan tersangka.

“Adik saya itu bagus. Kalau Pak Komangnya mau pulang ke Karangasem, semua yang bawain oleh-oleh adik saya, yang belanjain adik saya. Makanya saya terkejut ada peristiwa seperti ini. Adik saya tidak serakah walaupun orang seperti itu,” kata Sulastri.

3.Korban diduga selingkuh dengan perempuan lainnya

ilustrasi berselingkuh (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Sulastri mengatakan, sebelum kejadian korban ditemukan meninggal, adiknya bercerita telah menemukan pesan obrolan antara korban dan perempuan lain. Dugaan permasalahan tersebut menjadi pemicu pertengkaran keduanya.

“Adik saya memang ceritanya seperti itu. Saya dampingi terus di kepolisian. Adik saya itu ditekan harus mengakui,” ungkapnya.

Sedangkan kakak kedua tersangka, Miswadi alias Bagong, menyayangkan cara penanganan kepolisian. Kondisi adiknya yang sakit tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Adik yang ditetapkan sebagai tersangka itu terus dipaksa mengakui sebagai pelaku pembunuhan. Sementara saat kejadian, adiknya telah mengupayakan untuk membawa korban ke rumah sakit karena dikiranya masih hidup. Segala pembiayaan rumah sakit dan ambulans untuk membawa korban ke kampung halamannya juga ditanggung oleh Sugiyati.

“Namanya suami. Biarin dah istri simpanan kan begitu ya menyelamatkan (korban). Kalau membunuh kan gak gitu. Keliru kalau adik saya dijadikan tumbal. Yang sebenarnya saja,” ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Afria Ulita Ermalia
Irma Yudistirani
Ayu Afria Ulita Ermalia
EditorAyu Afria Ulita Ermalia
Follow Us