Kumpulan Potret Kuta di Tahun Kedua Pandemik, Toko Tutup dan For Rent
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times – Tahun kedua pandemik COVID-19 masih memberikan dampak bagi sektor perekonomian Provinsi Bali, terutama area yang dulunya menjadi pusat pariwisata. Dari pantauan IDN Times selama beberapa hari belakangan ini, banyak toko di seputaran Jalan Basangkasa, Kelurahan Seminyak, hingga Jalan Legian, Kabupaten Badung yang tutup dan disewakan.
Beberapa toko atau kios di sepanjang jalan tersebut ada yang kondisinya masih bagus, namun ada pula yang sudah rusak lantaran lama tidak terpakai. Berikut beberapa potret kondisi Kuta di tahun kedua pandemik yang diabadikan IDN Times selama awal bulan April 2021.
Baca Juga: Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!
1. Jalan yang biasanya padat berubah jadi sepi
Pemerintah Provinsi Bali masih memberlakukan Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Desa/ Kelurahan Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali. Aturan itu berlaku sejak Selasa 23 Maret 2021 sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut.
2. For rent menjadi tulisan "hiasan" hampir di setiap ruko
Berdasarkan pantauan di lapangan, ruko yang disewakan kini jumlahnya semakin menjamur di Bali, terutama di wilayah Kuta. Banyak sekali ditemui tempelan tulisan For rent.
3. Kalau tidak tulisan for rent, ya dikontrakkan
Banyak yang dikontrakkan, tetapi sepi penyewa. Perekonomian di wilayah ini tampak mati tanpa aktivitas pariwisata.
4. Papan namanya My Island Bali, sebelahnya for rent. Kondisi yang membikin hati pedih
Dua kata, My Island Bali dan For Rent terlihat berdampingan. Dampak pandemik begitu besar bagi Pulau Dewata ini.
5. Minimart ternama ini tutup, dikelilingi dengan garis tali plastik
Ini merupakan minimart di Jalan Legian. Biasanya open 24 hours, kini tutup dan dipasangi tali plastik atau rafia.
6. Dikontrakkan ex bar di Jalan Legian, saking sepinya tamu
Kemewahan bangunan bar mulai pudar, karena berhentinya pasar. Sudah lebih dari setahun Bali tanpa didatangi wisatawan asing.
7. Pada kaca, terlihat tulisan dikontrakkan. Berdampingan dengan Astungkara Bali Tour. Dua tulisan yang terkesan begitu kontras
Beberapa bagian pada toko ini tampak rusak, barangkali karena lama tak dipakai. Bagian plafonnya jebol dan tembok dinding terlihat mengelupas.
8. Semuanya terdampak. Tanpa wisatawan, toko terpaksa tutup dan beralih ke penjualan online
Deretan potret kondisi Bali di tahun kedua pandemik di atas jelas menunjukkan betapa Bali harus mencari opsi lain sebagai sumber pendapatan. Sangat keras dampaknya apabila terlalu banyak bertumpu pada pariwisata dan hanya mengandalkan wisatawan asing, terutama dalam kondisi pandemik seperti ini.
Pandemik COVID-19 menyuguhkan wajah Bali yang sangat berbeda bila dibandingkan puluhan tahun belakangan ini. Kondisi yang sepertinya tak pernah dibayangkan oleh siapapun.