Alasan Anak Punk, Badut, dan Manusia Silver Dinilai Ganggu Ketertiban

Mereka ingin mendapatkan pekerjaan tetap di Bali

Denpasar, IDN Times – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar mengamankan badut, anak punk, dan manusia silver yang kerap mengganggu ketertiban umum di kawasan traffic light, simpang Jalan Gatot Subroto-Kebo Iwa Denpasar. 

”Kami berhasil mengamankan 4 orang yang terdiri dari 3 orang manusia silver, dan anak punk, serta 1 orang badut yang keseluruhan berasal dari luar Pulau Bali, dengan aktivitas mengamen di kawasan traffic light tersebut pada Kamis,” kata Kepala Satpol PP Denpasar, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra pada Jumat (17/52024).

Hal itu, menurut dia, merupakan bagian dari langkah preventif dan edukatif untuk menciptakan lingkungan yang aman, dan nyaman bagi seluruh warga Kota Denpasar.

Baca Juga: 5 Referensi Kafe Pastry di Denpasar, Berburu yang Manis

1. Alasan anak punk, badut, dan manusia silver dinilai mengganggu

Alasan Anak Punk, Badut, dan Manusia Silver Dinilai Ganggu KetertibanManusia silver diamankan di wilayah Denpasar Timur (Dok.IDN Times/Satpol PP Kota Denpasar)

Anak Agung Ngurah Bawa Nendra menjelaskan mengapa anak punk, badut dan manusia silver dinilai mengganggu ketika berada di traffic light. 

“Karena mereka beraksi di traffic light yang pada umumnya berada di jalan raya yang padat, dan lalu lintas yang tinggi. Akivitas mereka sangat membahayakan diri mereka sendiri maupun pengendara. Karena saat mereka beraksi dan meminta imbalan kepada pengendara, mereka berada di tengah jalan dan berada di antara kendaraan bermotor,” jelasnya.

2. Mereka ingin mendapatkan pekerjaan tetap di Bali

Alasan Anak Punk, Badut, dan Manusia Silver Dinilai Ganggu KetertibanManusia silver diamankan di wilayah Denpasar Timur (Dok.IDN Times/Satpol PP Kota Denpasar)

Dari hasil pemeriksaan, latar belakang pendidikan mereka beragam, mulai dari lulusan SD hingga SMA. Sementara dari sisi ekonomi, mereka dari kelompok menengah ke bawah.

Kepada petugas, mereka mengaku datang ke Bali karena berdekatan dengan daerah asal,yaitu Pulau Jawa. Selain itu mudah, dan murahnya akses menuju Bali.

“Mereka beranggapan dalam melakukan pekerjaan sebagai badut, dan manusia silver di Bali belum memiliki banyak saingan,” ungkapnya.

Selama di Bali mereka menyewa rumah kost atau menumpang dengan kerabat yang sudah lebih dulu berada di Bali. Dan kebanyakan dari mereka berencana untuk menetap, dan melakukan pekerjaan, seperti badut dan manusia silver sambil mencari pekerjaan tetap.

“Maka dari itu jika mereka dipulangkan ke daerah asal kemungkinan akan tetap datang kembali ke Bali,” ungkapnya.

3. Sanksi mulai pembinaan hingga tindak pidana ringan

Alasan Anak Punk, Badut, dan Manusia Silver Dinilai Ganggu KetertibanManusia silver diamankan di wilayah Denpasar Timur (Dok.IDN Times/Satpol PP Kota Denpasar)

Tim Satpol PP Denpasar tidak begitu kesulitan menertibkan manusia silver, anak punk, dan badut tersebut. Mereka kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Denpasar.

Satpol PP berharap tindakan ini dapat memberikan efek jera dan mendorong kesadaran bersama untuk menjaga ketertiban di ruang publik, sehingga Kota Denpasar tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua warganya.

“Kami akan berikan pembinaan, dan arahan. Untuk manusia silver dan badut kami akan lakukan tindak pidana ringan atau tipiring. Dan, anak punk diserahkan ke Dinas Sosial untuk dapat dikembalikan ke daerah asalnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Denpasar Terima Bantuan Hibah Badung Mencapai Rp50 Miliar

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya