TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Korban Banjir Bandang di Nusa Penida Selamatkan diri

Wisata Crystal Bay masih dalam kondisi rusak

IDN Times/Wayan Antara

Klungkung, IDN Times - Bencana banjir bandang di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung yang terjadi Senin (13/12/2021) dini hari, meninggalkan kesedihan mendalam bagi korban terdampak. Selain bangunannya mengalami rusak berat, para korban juga kehilangan harta benda yang membuat mereka semakin susah.

Ada enam desa yang terdampak bencana banjir bandang. Yaitu Desa Suana, Desa Klumpu, Desa Batumadeg, Desa Ped, Desa Sakti, dan Desa Batununggul.

Selain itu, beberapa wilayah di Nusa Penida juga masih kesulitan air bersih pascabanjir bandang. Ini juga bagian dampak langsung dari banjir bandang yang membuat sumber mata air terbesar di Nusa Penida mengalami kekeruhan. Sehingga tidak layak didistribusikan ke pelanggan.

Terkait masalah ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klungkung dan instansi lainnya melakukan distribusi air bersih kepada warga menggunakan mobil tangki.

Berikut cerita dan harapan para korban banjir bandang di Nusa Penida.

Baca Juga: Nusa Penida Diterjang Banjir Bandang

Baca Juga: [POTRET] Banjir Bandang Jadi Bencana Terparah di Nusa Penida Bali

1. Warga Suana berlari menyelamatkan diri ke Pura Giri Putri

IDN Times/Wayan Antara

Perbekel Desa Suana, Putu Rai Sudarta, menceritakan kepanikan warga pada saat banjir bandang menerjang Dusun Karangsari, Desa Suana. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 02.00 Wita, dan hujan intensitas sedang mengguyur Nusa Penida.

"Sebenarnya hujannya tidak terlalu deras. Sebelumnya hujan lebih deras, tapi tidak sampai ada banjir," ungkap Sudarta, Selasa (14/12/2021).

Namun dini hari itu berbeda. Air bah tiba-tiba datang menerjang dari arah perbukitan, dan menghantam bangunan di bantaran alur Sungai Karangsari. Perabotan warga, barang elektronik, hingga kendaraan terbawa banjir.

"Warga panik. Para ibu-ibu berlari membawa tas dan anak mereka untuk menyelamatkan diri naik ke Pura Giri Putri yang lokasinya di ketinggian," katanya.

Menurutnya, ada sekitar 100 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang yang menerjang Dusun Karangsari, Desa Suana.

2. Sempat tenggelam, Wayan Brata diselamatkan oleh anaknya

IDNTimes/WayanAntara.

Tidak seperti hari biasanya, Wayan Brata tidak kunjung bisa memejamkan matanya pada dini hari. Warga Dusun Karangsari tersebut begadang karena mengeluh sakit pinggang.

Sekitar pukul 03.00 Wita, ia mendengar suara gemuruh dari arah belakang rumahnya. Ketika ia keluar rumah, tiba-tiba datang air bah dan langsung menerjang tubuhnya.

"Air besar sekali. Tingginya sampai sekitar 1,5 meter. Saya tenggelam di pekarangan rumah, karena air begitu tinggi," ungkapnya.

Ia yang panik dan sakit pinggang, sempat berenang untuk menyelamatkan cucunya. Ia lalu diselamatkan oleh sang putra dengan cara berenang.

"TV, kulkas, sepeda motor semua terbawa banjir. Paginya saya temui sepeda motor saya di alur sungai," jelasnya.

Berita Terkini Lainnya