Gula Oplosan Besan Beredar, Ini Cara Membedakan yang Asli dan Palsu
Kesian pengrajin aslinya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Para pengrajin gula merah di Desa Besan, Kabupaten Klungkung, diresahkan dengan beredarnya gula oplosan di pasaran. Bentuk gula oplosan ini dibuat sama persis dengan gula khas Besan, dan dijual sangat murah. Hal ini membuat mereka merasa merusak harga gula khas Besan yang menjadi komoditi andalan warga setempat.
1. Gula oplosan ini membuat harga jual di pasaran menjadi anjlok
Pengrajin gula merah khas Desa Besan, Ni Nyoman Surati, menjelaskan mengaku resah atas beredarnya gula oplosan di pasaran. Bahkan ada warga lokal di Desa Besan yang ikut mengoplos gula merah itu untuk meraup keuntungan. Biasanya pengoplos ini memanfaatkan kemasyuran nama gula merah khas Besan Dawan.
"Gula merah oplosan banyak beredar di pasaran. Mereka menjualnya dengan nama gula Besan, dan kami pengrajin gula asli Besan sangat dirugikan dengan hal ini. Selain merusak harga pasar, citra gula Besan yang sudah sangat terkenal dengan kelezatannya juga rusak karena hal ini," jelas Surati, Senin (16/9).
Semenjak beredarnya gula merah khas Besan oplosan tersebut, harga gula merah khas Besan pernah anjlok. Gula merah khas Besan oplosan di pasaran dijual Rp13 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram. Hal ini membuat harga gula merah khas Besan yang dibuat warga lokal secara tradisional menjadi anjlok dari Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu per kilogram.