TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditinggal Istri, Seorang Pria di Tabanan Sering Ancam Warga

Warga merasa terancam dan minta perlindungan polisi

Warga Banjar Batanpoh, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri datang melapor perbuatan tidak menyenangkan di Mapolsek Kediri, Rabu (27/4/2022) (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Sejumlah warga Banjar Batanpoh, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan mendatangi Mapolsek (Markas Kepolisian Sektor) Kediri, Rabu (27/4/2022). Kedatangan warga yang didampingi oleh Kaur Kewilayahan, Dewa Kadek Dicky Prakrisna, bertujuan melaporkan perbuatan meresahkan seorang warganya, I Made AP (37).

Warga mengaku sering diancam dibunuh, bahkan ada yang diperlihatkan pisau oleh terlapor.

Baca Juga: Potret Rumah Temuan Kerangka 7 Ekor Anjing di Tabanan, Horor

1. Terlapor kerap mengeluarkan kata kasar dan mengancam warga

Warga Banjar Batanpoh, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri datang melapor perbuatan tidak menyenangkan di Mapolsek Kediri, Rabu (27/4/2022) (Dok.IDN Times/Istimewa)

Warga Banjar Batanpoh yang datang melapor tiba di Mapolsek Kediri sekitar pukul 14.00 Wita. Mereka langsung diarahkan ke Unit Reskrim Polsek Kediri dan diterima oleh Aiptu Olandina.

Warga yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari Made AP adalah Kepala SDN 1 Pandak Gede, I Gusti Putu Sedana. Ia menceritakan pernah menerima kata-kata kasar ketika Made AP menjemput sang anak di Sekolah Dasar (SD).

Meski ada aturan orangtua tidak diperbolehkan masuk, namun Made AP tetap masuk dan menunggu anaknya di teras depan kelas.

"Tidak ada yang berani melarang. Saya sempat dikatai-katai kasar. Karena ketakutan dan tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di sekolah, saya memilih ke kantor desa," jelas Putu Sedana.

Baca Juga: Petani Padi di Tabanan Masih Minim Daftar Asuransi Usaha

2. Tak hanya kepala sekolah, Made AP juga pernah mengancam seorang pecalang

IDN Times/Arief Rahmat

Seorang pecalang Banjar Batanpoh, Made Wirawan (60), juga mengaku mendapatkan ancaman dari Made AP dua hari sebelumnya meski masih sebatas kata-kata. Hal inilah yang membuat warga di banjar tersebut resah.

Kaur Kewilayahan Banjar Batanpoh, Dewa Kadek Dicky Prakrisna, menyebutkan pihaknya mengantarkan warga untuk melaporkan pengancaman yang dilakukan oleh Made AP.

“Intinya kami meminta perlindungan hukum ke polisi. Kami mengantar warga sekaligus meredam keresahan dan amarah warga, sekaligus menghindarkan agar warga tidak main hakim sendiri terhadap terlapor. Kalau tiba-tiba kulkul bulus bagaimana? Makanya kami memilih  ke Mapolsek Kediri,” ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya