TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stok Solar di Tabanan Terbatas, Sopir Sampai Tidur di Truk

Petani di Tabanan juga gak bisa garap lahannya nih

Antrean pembelian solar di Tabanan, Selasa (6/12/2022). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar menipis di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tabanan, sejak Senin (5/12/2022) malam. Situasi ini membuat petani di Kabupaten Tabanan tidak bisa membeli solar untuk kegiatan pertaniannya.

Pemandangan antrean truk yang mengisi solar terlihat di SPBU Abiantuwung, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Selasa (6/12/2022).

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Booster Kedua Lansia di Tabanan

1. Sopir truk hingga petani ikut mengantre solar

Antrean pembelian solar di Tabanan, Selasa (6/12/2022). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Antrean solar yang terjadi Selasa (6/12/2022), terdiri dari sopir truk, bus pariwisata, hingga petani. Seperti petani asal Desa Nyitdah, Wayan Sentra. Ia mengaku sudah tiga kali bolak-balik ke SPBU Abiantuwung sejak pagi.

"Sudah tiga kali bolak-balik tapi solarnya belum datang," keluhnya.

Ia biasanya membeli 20 liter solar setiap dua hari sekali untuk mengoperasikan dua traktornya.

"Tapi sejak kemarin solarnya habis. Jadi traktornya tidak bekerja," katanya.

2. Petani tidak mengolah lahan sejak enam hari terakhir

Sawah di Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Pekaseh Subak Pengembungan, I Made Muliana, mengaku petani di subaknya kesulitan mendapatkan solar. Biasanya petani di Subak Pengembungan membeli solar di SPBU Marga atau SPBU Sanggulan, Kecamatan Kediri. Namun sejak dua mingguan ini mulai kesulitan membeli solar.

Para petani di Subak Pengembungan biasanya membutuhkan 5 sampai 8 liter bahan bakar untuk menjalankan traktor. Kondisi ini otomatis membuat kegiatan pengolahan lahan sawah di Subak Pengembungan menjadi terhenti.

"Saat ini sudah masuk pengolahan lahan. Tapi karena solar susah didapatkan, beberapa petani terpaksa menunda pengolahan lahannya sekitar enam hari terakhir," jelas Muliana.

Selain itu, ada juga petani yang terpaksa membeli bahan bakar jenis Pertamina Dex (Pertadex), yang harganya tentu saja jauh lebih mahal daripada solar.

"Ada yang karena sudah terpaksa sekali beli bahan bakar Pertadex agar bisa jalan saja traktornya. Tapi ya itu, biayanya jadi lebih mahal," tuturnya.

Berita Terkini Lainnya