TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penjahit di Tabanan yang Dirumahkan Dilibatkan Bikin Pakaian Hazmat

Langkah yang bagus sih ini

Ilustrasi (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Dalam menghadapi COVID-19, Alat Pelindung Diri (APD) menjadi barang yang penting bagi petugas kesehatan garda depan. Namun semakin banyaknya kasus, ketersediaan APD untuk petugas kesehatan sulit dipenuhi karena terbatasnya produksi.

Untuk memenuhinya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan melalui Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) Tabanan mulai memproduksi APD sendiri. Rencananya mereka akan membuat 250 pakaian hazmat atau baju pelindung bagi petugas kesehatan.

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Penyebaran Virus Corona di Tempat Kerja Menurut WHO

1. Mereka menggunakan bahan baku dari pollypropylene (Non woven), yang rencananya tiba Rabu (8/4)

Contoh baju Azmat yang akan diproduksi PDDS Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Direktur PDDS Tabanan, Putu Sugi Darmawan, mengatakan dalam membuat pakaian hazmat pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan dokter ahli mikrobiologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. Agar pakaian hazmat yang diproduksi sesuai standar APD untuk tenaga medis yang bersentuhan langsung dengan pasien COVID-19.

Bahan baku yang digunakan adalah pollypropylene (Non woven), sesuai rekomendasi dan standar APD bagi tenaga medis. Bahan baku ini rencananya tiba Rabu (8/4) ini sebanyak 25 box. Jika bahan baku sudah datang, maka produksi bisa segera dilakukan.

2. Untuk memproduksi 250 pakaian hazmat, Pemkab melibatkan 30 penjahit

IDN Times/Haikal

Menurut Sugi, 10 box bisa menghasilkan 250 baju hazmat. PDDS akan melibatkan 30 penjahit untuk produksi awal pakaian hazmat.

"Satu box bisa memproduksi 25 baju hazmat. Jadi kalau 10 ada sekitar 250 baju hazmat bisa diproduksi. Kami perdayakan dulu penjahit yang saat ini membuat masker untuk PDDS. Ada sebanyak 30 orang," ujarnya.

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Virus Corona yang Salah Kaprah Menurut Medis

Berita Terkini Lainnya