Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jembrana, IDN Times - Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 24 Februari, Sandiaga Salahuddin Uno, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor 02 mengeluarkan ide untuk mengembangkan wisata halal di Bali. Ide tersebut langsung mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak. Komentar-komentar penolakan dilontarkan oleh para pelaku usaha hingga Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Lalu apa tanggapan Sandiaga terkait reaksi penolakan itu?
1. "Saya yakin semuanya sepakat untuk memajukan pariwisata di Bali, dan segmentasinya beda-beda"
Sandiaga mengungkapkan, semua pihak pasti sepakat untuk memajukan pariwisata Bali. Terkait wisata halal tentunya bisa dikembangkan lagi dengan segmentasi yang berbeda. Ide konsep wisata halal itu menurutnya tak akan mengubah apa yang menjadi ciri khas dari Bali, yaitu pariwisata budaya.
"Saya yakin semuanya sepakat untuk memajukan pariwisata di Bali, dan segmentasinya beda-beda. Bali akan selalu menjadi Bali dan tak akan ada yang berubah," katanya di Jembrana, Selasa (12/3).
Baca Juga: Koster Menilai Wisatawan Tak Ada Masalah Meski Bali Tanpa Label Halal
2. Bali harus berkaca kepada Tokyo dan Bangkok karena itu tuntutan pasar
Ia berharap, Bali bisa melihat Tokyo, Ibu Kota Jepang serta Bangkok Ibu Kotanya Thailand. Menurutnya, dua kota tersebut telah bersolek dan menghadirkan beragam destinasi wisata yang ramah terhadap wisatawan muslim.
"Menurut saya dan tambahan harapan itu agar kita bisa melihat Tokyo dan Bangkok yang sekarang bersolek untuk lebih banyak menghadirkan muslim friendly destination, karena itu tuntutan dari pasar," terangnya.
3. "Untuk menambah daya saing Bali, tidak ada salahnya kita me-review"
Masih menurut Sandi, pasar wisata halal kini terus berkembang. Ia mengklaim ada 1,8 miliar muslim di dunia yang aktif berwisata keliling.
"Mereka tinggal memilih mau ke Bangkok, Kuala Lumpur, Bali. Bali alhamdulilah jadi pilihan utama terus dan untuk menambah daya saing Bali, tidak ada salahnya kita me-review," ucapnya.
4. "Saya mendengar, mendapatkan satu potensi yang bisa dikembangkan karena permintaan banyak dari penyelenggara tourism"
Sandiaga menilai, wisata halal memang sudah ada di Bali saat ini. Ia mencontohkan wisata religi yang saat ini dikunjunginya, yaitu makam Habib Ali Bin Umar Bafaqih di Desa Loloan Barat, Jembaran. Selain itu juga ada beberapa hotel syariah di Denpasar yang okupansinya di atas 90 persen.
"Ada beberapa rumah makan halal juga yang selalu dikunjungi. Saya mendengar, mendapatkan satu potensi yang bisa dikembangkan karena permintaan banyak dari penyelenggara tourism. Bahwa tuntutan pasar mengharuskan kita berinvestasi di sana, silakan di dunia usaha pariwisata untuk mengkajinya. Tentunya konsep dan koridor pariwisata di Bali yang sudah bagus kita jaga keutuhan," ungkapnya.
Baca Juga: 3 Alasan Pariwisata Halal Tidak Bisa Diterapkan di Bali Versi Dispar