TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perjuangan ABK 26 Hari Bawa Jenazah dari Samudra Hindia ke Bali

Menjadi ABK itu tak mudah

Dok.IDN Times/Istimewa

Denpasar, IDN Times - Tri Hardi Hartono, pria asal Sumatera Utara ditemukan meninggal dunia di Perairan Samudra Hindia, Selasa (11/6) silam dan baru tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar, pada Jumat (5/7). Kini jenazah itu tiba di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah untuk dilakukan visum et repertum.

1. Tri Hardi tak merespon ketika dibangunkan

Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Wakil Direktur Pol Air Polda Bali, AKBP Bambang Wiriawan, membenarkan kejadian tersebut. Korban saat itu bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di KM Nelayan 102. Pertama kali diketahui oleh rekannya yang bernama Yudi. Saat itu, korban hendak dibangunkan untuk bekerja, namun tak ada respon.

Yudi lantas meminta bantuan rekan lain untuk memastikannya. Tetap tak ada reaksi. Mereka lalu memutuskan untuk memeriksa pernapasan dan denyut nadinya. Ternyata korban sudah tak bernapas dan meninggal dunia.

2. Setelah dipastikan meninggal, tubuhnya dibungkus dan disimpan di dalam palka

Pexels.com/Siktterphoto

Yudi lantas melaporkannya ke nahkoda kapal yang kemudian ikut memeriksa. Nakhoda juga menyatakan korban sudah meninggal dunia. Pada saat itu, pada anggota tubuh korban tidak ditemukan adanya luka-luka. Tubuhnya langsung dibungkus untuk disimpan ke dalam palka.

"Korban langsung dibungkus dan disimpan di palka," ujar dia.

Baca Juga: Hilang Hampir Dua Pekan, Jenazah Thoriq Ditemukan di Dasar Tebing

Berita Terkini Lainnya