TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Faktor yang Membuat Jokowi Raih Suara 91 Persen di Bali

#Pemilu2019 Bukan partainya, tapi karena Rizieq Shihab

IDN Times/Imam Rosidin

Denpasar, IDN Times - Beberapa lembaga survei seperti Indobarometer, SMRC, Charta Politika, Poltracking, Indikator, dan Litbang Kompas telah mengumumkan hasil quick count pasca Pemilihan Umum (Pemilu), Rabu (17/4) lalu.

Ambil contoh quick count dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia. Pasangan calon (Paslon) nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam quick count (Hitung cepat) meraih suara tinggi sampai 91 persen di Bali.

Lantas apa yang membuat Jokowi begitu besar meraup suara di Pulau Dewata ini?

1. Masyarakat Bali mengapresiasi pemimpin yang dianggap berhasil dalam periode sebelumnya

IDN Times/Abdurrahman

Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Nyoman Subanda, mengatakan besarnya dukungan masyarakat Bali terhadap Jokowi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, karena masyarakat Indonesia dan Bali mengapresiasi pemimpin yang dianggap berhasil dalam periode sebelumnya.

"Harus diakui, prestasi Jokowi yang diapresiasi masyarakat dan dirasakan citranya oleh teman-teman internasional juga dirasakan masyarakat Bali. Misalnya, bagaimana Jokowi membangun infrastruktur, kemudian berpihak pada masyarakat, dan kesederhanaan dia," katanya saat dihubungi, Kamis (18/4) sore.

2. Masyarakat Bali khawatir dengan politik identitas

IDN Times/Reza Iqbal

Masyarakat Bali juga khawatir dengan politik identitas yang terlihat dimainkan oleh kubu nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, politik semacam itu tidak akan laku di Bali. Pasalnya, yang laku di Bali adalah pemimpin yang menjunjung nasionalisme dan multikulturalisme.

"Sekarang sudah agak jelas artinya kalau lima tahun yang lalu ada, sekarang sudah jelas. Sekarang sudah tak terlalu laku di Bali. Karena yang laku di Bali nasionalis. Ketika ada tokoh nasional, cenderung nyari yang itu," lanjut dia.

"Tentu sangat rasional, kalau masyarakat akhirnya memilih Jokowi. Kemudian, bahwa saat ini Prabowo ada beberapa isu sentral yang agak sensitif, misalnya akan menjemput Habib Rizieq, dan hal-hal semacam ini cukup sensitif di Bali," lanjutnya.

3. Bukan partai yang mengusungnya, tapi sosok Jokowi jadi penentu pilihan masyarakat Bali

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Faktor partai PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi juga tidak terlalu signifikan memengaruhi pilihan masyarakat Bali. Sebab yang dilihat oleh masyarakat Bali adalah sosok Jokowi itu sendiri.

"Faktor PDIP tidak banyak sebetulnya. Ada memang pengaruh, tapi bukan ini faktor utama. Tapi identitas dan faktor jokowi itu sendiri. Ini yang menjadi pilihan utama bagi masyarakat Bali," terangnya.

Sementara isu-isu yang dibawa oleh Sandiaga Uno saat berkunjung ke Bali juga dianggap tak banyak membantu. Misalnya, isu tolak reklamasi yang dianggap sudah dibawakan oleh calon-calon Gubernur di Bali pada pemilihan sebelumnya.

"Karena isu (Tolak reklamasi) ini sudah dilontarkan oleh calon-calon sebelumnya. Dampaknya tidak signifikan," ucapnya.

Baca Juga: Pemilu di Jembrana Bakal Diulang, 2 Warga Tak Terdaftar Ikut Coblos

Berita Terkini Lainnya