TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gunung Agung Alami 5 Kali Erupsi Selama Januari

Dini hari tadi erupsi lagi

AFP/SONNY TUMBELAKA

Denpasar, IDN Times - Gunung Agung pada Januari 2019 ini kembali menunjukkan peningkatan aktivitas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat ada lima kali erupsi selama Januari.

Terakhir terjadi pada dini hari tadi (22/1) sekitar pukul 03.42 Wita, dengan lontaran abu yang tingginya mencapai 2 ribu meter.

1. Hujan abu dini hari tadi

Dok. BNPB

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, mengatakan erupsi terakhir terdapat lontaran lava pijar yang jangkauannya mencapai 700 meter hingga 1 km. Sementara lama erupsi berlangsung dua menit dengan amplitudo 22 mm.

"Ya, sebetulnya kemarin sudah ada peningkatan aktivitas yang ditandai dengan dua kali erupsi. Kemudian dini hari juga erupsi satu kali pada 03.42 Wita," katanya saat dihubungi, Selasa (22/1) pagi.

Dari catatan PVMBG, erupsi dini hari tadi juga berdampak terjadinya hujan abu di sejumlah tempat di Karangasem. Abu vulkanik teramati di Tianyar, Kubu, Desa Ban, dan Muncan.

2. Gunung Agung masih memungkinkan untuk terjadinya erupsi kecil-kecil

IDN Times/Irma Yudistirani

Ia menjelaskan, adanya peningkatan aktivitas ini disebabkan karena gempa vulkanik yang mengakibatkan suplai magma ke permukaan. Meski demikian, jumlahnya belum secara besar-besaran.

"Tapi kami akan monitor terus kalau masih ada gempa vulkanik maka masih akan ada pergerakan magma ke atas. Kemarin ini kan masih terekam gempa vulkanik terus terakumulasi dan tekanan ada di bawah gunung," sambungnya.

Ia menambahkan, Gunung Agung masih memungkinkan untuk terjadinya erupsi kecil-kecil. Tapi untuk erupsi besar indikasinya masih belum ada.

Kendati demikian, kondisi Gunung Agung sangat dinamis. Misalnya, jika saat ini potensi aktivitas erupsi kecil, namun ke depan bisa berubah tergantung kondisi pemantauan nantinya.

"Kita kalau lihat data-data masih belum, tapi kita monitor terus," terangnya.

Ia menjelaskan, indikasi erupsi besar adalah adanya kegempaan dengan magnitudo besar dan jumlahnya relatif banyak. Aspek lain adalah deformasi gunung, yakni terjadi penumpukan tekanan yang besar di tubuh gunung yang disertai dengan penggelembungan tubuh.

"Ini akan teramati di peralatan kita. Penggelembungan belum luar biasa. Masih kita amati terus karena perubahan bisa berlangsung cepat," terangnya.

Berita Terkini Lainnya