TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Kebakaran Hutan! Bali Diperkirakan akan Kemarau Bulan April

Nusa Penida jadi wilayah pertama yang kering

ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Denpasar, IDN Times - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menggelar pers rilis terkait datangnya musim kemarau, Kamis (14/3) lalu. Mereka mengungkapkan, wilayah Bali diperkirakan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus mendatang.

Seperti apa penjelasannya?

1. Kemarau bukan berarti tak turun hujan. Ada beberapa daerah yang akan hujan namun intensitasnya rendah. Berikut ini wilayahnya:

Unsplash/Alice Donovan Rouse

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, M Taufik Gunawan, menjelaskan Bali akan memasuki awal musim kemarau antara bulan April hingga Mei. Sementara puncaknya akan terjadi pada Agustus.

Kendati memasuki musim kemarau, Bali tetap akan diguyur hujan. Hanya saja, intensitasnya akan semakin rendah. Ia menjelaskan, perkiraan daerah yang mengalami hujan di musim kemarau hanya terjadi di wilayah Bali bagian tengah.

"Artinya intensitasnya rendah sampai sedang. Kemarau bukan berarti tak ada hujan, dikatakan musim kemarau jika akumulasi curah hujan selama 10 hari kurang dari 50 mm. Kemudian secara berturut-turut, 10 hari kemudian kurang dari 150 mm," katanya.

2. Topografi di Bali bagian tengah masih mendukung, yaitu adanya perbukitan

pixabay.com/Kammy27

Ia menjelaskan, Bali bagian tengah masih hujan di musim kemarau karena merupakan daerah basah.  Apalagi topografi di wilayah itu juga masih mendukung, yaitu adanya perbukitan. Dengan adanya perbukitan, maka penguapan air masih bisa terjadi.

Dibanding tahun lalu, kondisinya masih hampir mirip dengan tahun ini. Hanya saja, pada tahun lalu masih banyak hujan, tapi tahun ini potensi hujan rata-rata menurun.

"Baru bulan Mei akan kita update. Kalau soal angka, saat ini baru bisa dikatakan akan menurun," ungkapnya.

3. Masyarakat diminta waspada terhadp kebakaran hutan

GeenQ.ID

Ada beberapa hal yang harus diantisipasi oleh masyarakat. Yaitu adanya kebakaran hujan. Pasalnya, ranting kering saja bisa memicu kebakaran. Persediaan air tanah juga akan menurun, sehingga harus bijak dalam menggunakannya.

"Supply air bersih akan menyebabkan kekeringan sperti Bali Utara," sebutnya.

Ciri-ciri peralihan musimnya ditandai dengan adanya petir, hujan lebat sesaat, dan angin kencang. Kemudian gelombang tinggi di perairan. Di situlah awal mula terjadinya musim kemarau.

Berita Terkini Lainnya