Jokowi Anggarkan Dana Desa Rp70 Triliun Tahun Depan
Kalau mau bangun infrastruktur harus pakai produk lokal ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi membuka Temu Karya Nasional, Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XX, dan Pekan Inovasi Perkembangan Desa dan Kelurahan (PINDesKel) 2018 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Jumat (19/10).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan penggunaan dana desa harus tepat sasaran.
Baca Juga: Lahan Sawah di Bali Berkurang 550 Hektare per Tahun, Tabanan Tertinggi
Jokowi menegaskan, dana desa harus benar-benar memberikan manfaat untuk desa. Bukan hanya masalah penyerapan anggarannya saja. Misalnya, dalam pembangunan infrastruktur, dana desa harus memberi kontribusi pada ekonomi setempat.
"Penyediaan bahan-bahan seperti semen, batu, dan pasir untuk infrastruktur, seperti jalan dan jembatan tentu harus menggunakan produk lokal. Jadi, uangnya berputar di Desa hingga Kabupaten," katanya, Jumat (19/10) pagi.
1. Beli bahan baku harus memakai produk lokal dari Desa atau Kabupaten
Baca Juga: Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual Latex
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, mengatakan setelah membangun infrastruktur, kini akan dilanjutkan dengan membangun sumber daya manusia dan ekonomi desa. Pasalnya, dalam tiga tahun sebelumnya sudah dilakukan pembangunan infrastuktur yang masif.
"Caranya dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan inovasi untuk pemberdayaan ekonomi. Kini, ada 433 kabupatan yang ikut program inovasi desa," katanya.
Dalam inovasi tersebut, hasilnya akan ditulis dan diabadikan dalam bentuk video. Lantas diunggah ke portal desa agar dapat diunduh dan dicontoh oleh desa lain.
"Kami selain punya pendamping desa, juga punya pendamping ekonomi desa," katanya.
Ia juga mendorong supaya desa lebih familiar dengan teknologi informasi karena dianggap penting untuk melakukan penyebaran. Sebagai contoh, 49 persen desa telah yang mengelola sistem keuangannya menggunakan teknologi informasi.
"Kami juga sedang kembangkan e-wallet. Jadi dalam tiga tahun ke depan di desa-desa, semua merchant-nya sudah cashless (Pembayaran tanpa uang tunai)," terangnya.