TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sehari Kasus Positif di Bali Bertambah 47, Hasil Swab Datang Terlambat

Bali akan tambah dua laboratorium

Foto simulasi penanganan virus corona di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali (Dok. IDN Times/istimewa)

Denpasar, IDN Times – Provinsi Bali kembali mencatat angka penambahan tertinggi dari pada sebelumnya yakni sebanyak 47 orang dinyatakan terinfeksi COVID-19 pada Rabu (17/6). Total kumulatif kasus positif di Bali hingga saat ini mencapai 829 kasus. Sementara itu, sebanyak 32 orang juga dinyatakan sembuh hari ini sehingga menambah jumlah angka kesembuhan kumulatif 542 orang. Sampai saat ini angka kumulatif kematian tetap 6 kasus.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra menyampaikan bahwa tambahan kasus positif tersebut terdiri dari satu orang Pekerja Migran Indonesia (PMI), satu orang imported case, dan 45 sisanya merupakan transmisi lokal.

Pada hari yang sama Dewa Indra juga melakukan optimalisasi Laboratorium dan Percepatan Hasil Uji Swab dengan instansi terkait pada Rabu (17/6). 

1. Tambahan kasus positif di Bali didominasi oleh transmisi lokal

IDN Times/Ayu Afria

Dewa Indra mengatakan bahwa sudah berjalan selama 3 bulan, namun wabah COVID-19 tidak juga lenyap. Sementara kasus terkonfirmasi positif di Pulau Dewata ini kian bertambah dengan dominasi transmisi lokal.

Hal tersebut mengindikasikan masyarakat masih banyak yang kurang menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas. Pihaknya mengingatkan bahwa tenaga medis pun harus ada pembagian waktu dengan rekan sejawatnya dalam berjaga saat menangani COVID-19.

“Bertambahnya kasus COVID-19 di Bali jangan sampai membuat kita kehilangan semangat. Namun jangan juga karena terlalu berdedikasi kita lupa untuk menjaga kesehatan diri kita. Baiknya kita menyeimbangkan antara tugas kewajiban dan juga hak kita untuk tetap sehat,” terangnya.

Dengan semakin banyaknya kasus transmisi lokal, maka rumah sakit type B ke depannya diharapkan memiliki laboratorium uji Swab-PCR mandiri. Dengan sarana prasarana dan tenaga medis yang cukup. Termasuk wajib memiliki dokter spesialis patologi klinik.

“Kabupaten Badung juga akan melaksanakan rapid test massal di Desa Ayunan, Mengwi. Dengan rapid test setiap orang akan tahu seberapa besar dirinya memiliki peluang tertular sehingga dapat dilakukan pencegahan dini oleh semua pihak,” ungkap Dewa Indra.

2. Penyampaian hasil laboratorium terlambat

Ilustrasi swab test. (Dok.Kementerian BUMN)

Menurutnya penyampaian hasil swab berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction) dari laboratorium kepada pasien belakangan ini mengalami perlambatan. Hal ini dikarenakan jumlah kasus yang semakin meningkat.

Ke depan akan ada dua rumah sakit yang dilengkapi laboratorium uji Swab-PCR yakni Rumah Sakit Bali Mandara dan UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali. Rencananya keduanya akan segera aktif pada awal Juli mendatang.

“Dengan bertambahnya jumlah laboratorium uji Swab-PCR di Bali, diharapkan mampu meningkatkan kecepatan tim medis dalam mengeluarkan hasil uji Swab-PCR yang nantinya juga akan memberi dampak semakin cepatnya sirkulasi layanan bagi pasien khususnya yang sedang menjalani karantina,” ungkapnya.

Pihaknya meminta agar tidak ada sampel yang mengendap. Jika ada penumpukan sampel akibat jumlah pasien, maka tenaga medis terkait yang sedang bertugas harus melakukan penggeseran sampel ke laboratorium lain. Sehingga hasil uji Swab-PCR tidak akan terlalu lama. Hal ini juga dilakukan agar tidak menimbulkan permasalahan baru di hilir, khususnya di tempat karantina.

Baca Juga: 18 Pedagang di Pasar Kumbasari Positif COVID-19, Area Ditutup 5 Hari

Berita Terkini Lainnya