TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bali Genjot Proyek Bendungan Tamblang di Buleleng Bernilai Rp1 Triliun

Semoga proyek ini nantinya bisa bermanfaat untuk masyarakat 

Pembangunan Bendungan Tamblang di Buleleng. (Dok. IDN Times / Istimewa)

Buleleng, IDN Times – Selain melanjutkan pembangunan Bendungan Sidan, Bali juga tengah menggenjot pembangunan Bendungan Tamblang yang terletak di Kabupaten Buleleng. Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyebut pembangunan bendungan ini sebagai wujud cita-cita leluhur abad ke-11.

Berapa dana yang digelontorkan pemerintah untuk pembangunan bendungan ini? Berikut fakta-fakta proyek Bendungan Tamblang di Buleleng. 

Baca Juga: Fakta Proyek Bendungan Sidan di Bali, Telan Biaya Sampai Rp1,6 Triliun

1. Persediaan air di Bendungan Tamblang bisa memenuhi kebutuhan di empat kecamatan

Ilustrasi pembangunan Bendungan di Bali. (Dok. IDN Times / Istimewa)

Koster menyampaikan dalam press rilisnya bahwa Bedungan Tamblang memiliki beberapa manfaat, di antaranya untuk pemenuhan kebutuhan irigasi seluas 588 hektare, penyediaan air baku sebesar 510 liter per detik, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berkapasitas 0,54 MW, dan pengendali banjir, konservasi, serta tujuan pariwisata.

Daya tampung Bendungan Tamblang mencapai 7,8 juta meter kubik. Persediaan air itu bisa dimanfaatkan untuk keperluan di empat kecamatan, di antaranya Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, dan Kecamatan Buleleng.

“Jadi tidak ada orang yang bisa hidup tanpa air, semuanya butuh air. Kita harus serius pikirkan kebutuhan air ini dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” terangnya.

2. Pembangunan Bendungan Tamblang menghabiskan dana mencapai Rp1,04 triliun

Ilustrasi uang (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Pembangunan Bendungan Tamblang ini menghabiskan dana Rp1,04 triliun. Anggaran pembangunan untuk pembebasan lahan mencapai Rp249 miliar dan pembangunan fisiknya Rp793 miliar.

“Jadi kalau ditotal, biaya pembangunan bendungan ini mencapai 1 triliun 40 miliar rupiah lebih yang bersumber dari dana APBN,” terang Koster.

Koster mengaku sudah melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dilaksanakan di Provinsi Bali. Ia berharap pembangunan bendungan ini dikerjakan dengan baik sehingga hasilnya berkualitas dan target waktunya bisa dipenuhi.

“Astungkara dari hasil pemantauan telah berjalan dengan lancar. Kalau ini sudah selesai, saya kira masyarakat di Buleleng, khususnya di 4 kecamatan, terutama wilayah paling bawah, kebutuhan dasar masyarakat di Buleleng sebagian bisa dipenuhi. Tidak ada lagi kekurangan dan kesulitan air di musim panas,” jelasnya.

Berita Terkini Lainnya