TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bali Jadi Lebih Dingin dari Biasanya, Ini Penjelasan BMKG

Jaga kesehatan ya semeton

Ilustrasi gelombang tinggi (Unspalsh/Delfi de la Rua)

Denpasar, IDN Times - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengungkap penyebab kondisi gelombang tinggi di wilayah Perairan Bali. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga bulan September mendatang.

Baca Juga: Waspada! Gelombang Tinggi hingga 6 Meter, Selatan Jawa 4 Meter

1. Ketinggian gelombang berkisar 1 hingga 5 meter

Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO)

Menurut keterangan Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, pada Kamis (28/7/2022), berdasarkan pantauan dari model maritim BMKG, untuk wilayah perairan selatan Bali ketinggian gelombang berkisar 1 hingga 5 meter. Kondisi ini akan berlangsung selama 3 hari ke depan.

"Kondisi gelombang tinggi di perairan selatan Bali biasanya dapat berlangsung hingga bulan Agustus dan September," ungkapnya.

2. Gelombang tinggi akibat angin Monsun Australia

ilustrasi arah mata angin (unsplash.com/Nicole Wilcox)

Cahyo menyampaikan kondisi gelombang tinggi ini merupakan fenomena yang biasa terjadi tiap tahun sebagai akibat dari aktifnya angin Monsun Australia. Monsun Australia dikenal juga sebagai angin monsun dingin Australia. Berdasarkan situs resmi BMKG, angin monsun adalah angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat dan terjadi dalam jangka waktu 6 bulan sekali.

Indonesia terkena dampak dari dua tipe angin monsun yaitu monsun timuran dan monsun baratan. Angin monsun timuran bertiup dari arah timur hingga tenggara dan menyebabkan keringnya masa udara di wilayah Indonesia. Sementara itu, angin monsun barat beritup dari arah barat hingga barat laut dan menyebabkan indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia.

Berita Terkini Lainnya