TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Rusia Sebut Ukraina Tak Hanya Tetangga di Peta, Tapi dari Hati

Semoga kedua negara akan segera berdamai 

WN Rusia yang ikut dalam aksi damai kumpulan WN Ukraina di Kantor Konsulat Kehormatan Ukraina. (IDN Times / Ayu Afria)

Denpasar, IDN Times - Warga Negara Ukraina kembali menggelar aksi damai pada Selasa (1/3/2022) di depan Kantor Konsulat Kehormatan Ukraina di Jalan Gurita Nomor 18, Pegok, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan pada Selasa (1/3/2022), pukul 16.20 Wita.

Selain warga Ukraina, beberapa partisipan yang ikut dalam aksi damai itu berasal dari Rusia. Bagaimana respons warga Rusia di Bali dalam menanggapi aksi damai yang dilakukan oleh warga Ukraina?

Baca Juga: Suara Hati Warga Ukraina di Bali: Kami Ingin Menghentikan Rusia  

1. Apabila aksi damai ini dilakukan di Rusia, polisi akan membawa dan memenjarakan mereka

Aksi damai warga Ukraina di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Seorang warga Rusia, Dima Kazantcez, membawa poster yang bertuliskan Putin Stop War Russians Want Peace. Ia ikut dalam barisan aksi damai di antara warga Ukraina yang ada di Bali.

Dima mengaku bahwa ia sangat kecewa dengan agresi militer dan ketegangan yang terjadi antara negaranya dan Ukraina. Atas ketegangan ini, ia meminta kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar mempunyai penilaian yang jujur kepada dunia internasional. Karena Ukraina baginya bukan hanya tetangga dalam peta.

“Saya sangat kecewa dan semua orang Rusia sangat kecewa tentang apa yang terjadi saat ini. Dan ketika ini mulai (perang), tidak bisa tidur sepanjang hari. Tidak hanya mengenai tetangga kami. Tetangga kami (Ukraina) bukan hanya tetangga di peta, tetapi tetangga dari hati kami. Dan kami tidak ingin perang,” ungkapnya.

Ia menyampaikan bahwa banyak orang di Rusia, mereka hanya sebagai budak akan apa yang terjadi. Apabila orang-orang tersebut turun ke jalan dan melakukan aksi damai seperti ini, maka kepolisian akan membawa mereka dan memenjarakan mereka selama 10 sampai 15 hari. Kondisi seperti ini sangat mengerikan baginya.

“Orang-orang yang ingin kedamaian kembali ke rumah. Tidak ingin kedamaian pergi ke penjara. Ini mengerikan,” jelasnya.

2. Setiap orang ingin hidup dalam kedamaian dan persahabatan

Aksi damai warga Ukraina di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Dima menyampaikan bahwa ia mendukung semua orang, baik orang Rusia, Ukraina, maupun orang Indonesia untuk hidup dalam kedamaian dan tidak terlibat dalam peperangan yang menurutnya mengerikan. Dengan situasi saat ini, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan karena presiden negaranya ia anggap terlampau gila.

“Dia (Putin) berpikir bahwa semua negara yang berperang sebelum 7 serikat (Seven union) adalah negaranya. Padahal tidak, itu negara independen. Sekarang setiap orang ingin hidup dalam kedamaian dan persahabatan. Putin melakukannya karena Presiden Ukraina tidak benar-benar mengikuti peraturannya. Itu mengapa?” ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya