TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kesaksian Kapten KM Liberty 1: Semuanya Terjadi Sangat Cepat

Kapal tenggelam tengah malam di perairan utara Bali

Pencarian korban KM Liberty I di Perairan Utara Bali. (Dok.IDN Times/Basarnas Bali)

Badung, IDN Times – Dua orang Anak Buah Kapal (ABK) korban tenggelamnya KM Liberty 1 ditemukan terombang-ambing di perairan utara Bali, pada Rabu (27/10/2021), pukul 15.30 Wita. Kapal SPOB Seroja 01 menemukan keduanya saat kapal dalam perjalanan dari Kumai, Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Lembar, Lombok.

Juru minyak, Rivaldy Refly, ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara koki Hadiq Zain, dalam keadaan sudah meninggal dunia. Ketika ditemukan, keduanya terapung hanya menggunakan life jacket.

“Kapal SPOB Seroja 01 mengevakuasi dua korban ini menuju Pelabuhan Lembar Lombok. Kami sudah koordinasikan dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram. Estimasi tiba di Pelabuhan Lembar sekitar pukul 06.00 pagi," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar, Gede Darmada.

Hari ini, Kamis (28/20/2021), Basarnas Bali kembali melakukan pencarian terhadap 7 ABK di lokasi ditemukannya korban dengan mengerahkan KN SAR Arjuna 229. Lokasi penemuan berjarak sekitar 40.56 NM dengan heading 51.29° dari Pelabuhan Celukan Bawang, Buleleng. 

Baca Juga: KM Liberty 1 Tenggelam di Perairan Utara Bali, 9 ABK dalam Pencarian

1. Keterbatasan jarak pandang di malam hari menyulitkan para ABK untuk menyelamatkan diri

Ilustrasi Kapal Tenggelam (IDN Times/Arief Rahmat)

Gede Darmana menjelaskan, saat kapal yang membawa 15 ABK tersebut tenggelam di perairan utara Bali, pada Sabtu (23/10/2021), pukul 22.07 Wita, semua ABK sangat panik. Keterbatasan jarak pandang di malam hari menyulitkan para ABK untuk menyelamatkan diri. Terlebih kejadiannya berlangsung begitu cepat sehingga ABK tidak bisa memanfaatkan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB).

“Kapal sebesar itu dilengkapi EPIRB. Hanya saja hal itu tidak terpancar. Setelah kami tanya kepada kapten yang selamat, memang kejadiannya begitu cepat, malam. Otomatis visibility terbatas, jarak pandang hanya 2 sampai 3 meter,” ungkap Darmada, Rabu (27/10/2021).

Pada saat kejadian, sebagian ABK lari mendekati liferaft kapal dan sebagian lari mengambil life jacket, pelampung. Namun mereka terlambat mengoptimalkan benda-benda yang mengapung di kapal itu.

“Ada kepanikan di sana. Kepanikan,” tegasnya.

2. Upaya manuver kapal disebut sudah bagus, tapi di luar dugaan ada ombak samping

Ilustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Usai mendapatkan laporan permintaan pencarian, Gede Darmana mengatakan langsung menghubungi nahkoda Kapal Liberty 1, Jacobus Wolonterry. Berdasarkan keterangan nahkoda, diketahui bahwa saat kejadian terjadi badai sehingga kapal terdorong. Kapal mencoba melakukan maneuver untuk menghindari gelombang. Namun ternyata kapal malah dihantam badai.

“Keputusan sebenarnya sudah bagus yang diambil. Hanya saja saat maneuver itu mungkin ada gelombang samping sehingga kapal itu dihantam badai. Sehingga semuanya berusaha menyelamatkan diri,” jelas Gede Darmana.

Kapal kargo tersebut mengangkut semen, material, beras, telur, dan kebutuhan pokok untuk masyarakat di daerah Indonesia Timur.

3. Area pencarian diperluas dengan menyesuaikan arah angin dan kondisi di laut

Pencarian korban KM Liberty I di Perairan Utara Bali. (Dok.IDN Times/Basarnas Bali)

Pihak Basarnas Bali mengupayakan pencarian korban dengan menggunakan Kapal Negara SAR Arjuna 229 dan Rigid Inflatable Boat (RIB) dari Pos SAR Buleleng. Ada 22 orang personel yang dikerahkan. Mereka menyisir Perairan Bali dan Pulau Saoeken, Madura. Rencananya area pencarian diperluas dengan menyesuaikan arah angin dan kondisi di laut.

Selain itu, Basarnas Bali juga memanfaatkan sistem e-broadcasting, menginformasikan kepada semua kapal yang melintasi area tersebut agar memberikan bantuan SAR apabila menemukan korban.

“Upaya kami juga optimalkan dengan seluruh stasiun radio pantai yang ada, baik di Madura, di Bali utara, di Lombok, termasuk di Surabaya dan NTT. Berharap selalu memberikan broadcast kepada kapal-kapal dan nelayan yang berada di sekitar sana untuk memberikan bantuan SAR,” jelas Gede Darmana.

Basarnas Bali juga berkoordinasi dengan Dan Lanal apabila ada KRI yang sedang melakukan patroli di daerah tersebut agar turut membantu pencarian korban. Tinggi gelombang berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam pencarian ini adalah sekitar 0,5 sampai 1,5 meter.

“Sampai saat ini masih sangat kondusif untuk melakukan pencarian, baik dari segi arus, kecepatan angin, maupun tinggi gelombang,” ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya