TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kesaksian Indigo: Black Spot di Bali, Ada Kuntilanak dan Tumbal Anak

Semeton bisa percaya atau tidak ya

Idntimes.com

Denpasar, IDN Times – Jalur tempat di mana sering terjadi kecelakaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia, biasanya dikenal dengan sebutan jalur tengkorak. Kejadian-kejadian di jalur tengkorak itu ada yang dapat dijelaskan oleh sains, namun ada juga yang menjadi mitos di masyarakat.

Kecelakaan di jalur tengkorak dinilai terjadi karena kelalaian pengemudi atau kondisi jalan. Namun tak sedikit pula yang menganggap bahwa jalur tersebut memang mistis. Terkadang saat melewati jalur ini, bulu kuduk juga bergidik tanpa sebab. Mungkin kalian pernah merasakan hal ini. Nah berikut ini penjelasan terkait jalur tengkorak maupun black spot di Bali.

Baca Juga: Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak Indigo

1. Denpasar tak ada jalur tengkorak tapi black spot

Satpol PP Denpasar memantau kedisiplinan masyarakat (Dok.IDN Times/Humas Pemkot Denpasar))

Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Denpasar, AKP Taufan Rizaldi mengungkapkan bahwa di wilayah Hukum Kota Denpasar tidak terdapat jalur tengkorak. Hanya saja kecelakaan tercatat sering terjadi di Jalan Bypass Ngurah Rai penggal, seperti Tirtonadi sampai kawasan Patung Dewaruci.

“Jalur tengkorak nggak ada di Denpasar,” tegas AKP Taufan.

Ditambahkan oleh Kanit Laka Polresta Denpasar, Iptu Ni Luh Tiviasih bahwa tempat di mana sering terjadi kecelakaan lalu lintas hingga mengakibatkan fatalitas korban, dalam dunia kepolisian disebut black spot, bukan jalur tengkorak.

Satu-satunya jalur yang ia sebut black spot di wilayah hukum Polresta Denpasar adalah Jalan Bypas Ngurah Rai, Suwung kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, hingga kawasan mangrove.

Umumnya kecelakaan terjadi karena beragam sebab, di antaranya faktor jalan, tikungan, dan jalan licin.

“Ya kami meningkatkan patroli,” ungkapnya.

2. Banyak muncul di sekitar Santika Hotel dan Siloam

Berbeda dengan keterangan petugas kepolisian, ternyata salah satu lokasi yang disebutkan tersebut, dipercaya memiliki mitos tersendiri sehingga bisa disebut sebagai jalur tengkorak. IDN Times memang kesulitan untuk mendapatkan cerita utuh terkait mitos yang terjadi di seputaran jalur tengkorak tersebut. Namun berdasarkan kesaksian seorang warga bernama Bayu yang dikaruniai kemampuan melihat dimensi lain mengungkapkan bahwa sebagian spot di wilayah Bali memang ada yang kerap menganggu di seputaran lokasi kecelakaan.

Beberapa lokasi yang disebut yakni sepanjang wilayah Tabanan hingga Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Kemudian ada di wilayah Patung Monyet Kesiman Kerthalangu, Kecamatan Denpasar Timur hingga menuju Kabupaten Karangasem. Sementara Bayu belum mengungkapkan potensi jalur tengkorak di bagian Bali Utara karena memang belum pernah menjelajahi jalur tersebut.

“Setahuku di Pesiapan (Terminal Pesiapan, Desa Dauh Peken, Tabanan). Sebelum Pesiapan. Karena memang itu jalannya lelembut (makhluk halus),” ungkapnya.

Selain dua lokasi panjang tersebut, beberapa spot jalan yang secara mistis penghuninya kerap usil yakni di underpass dekat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Bypass depan RS Siloam Kecamatan Kuta, Bypass di depan Hotel Santika Kecamatan Kuta, dan sepanjang Bypass Sanur dekat Jalan Danau Tempe.

“Di depan Santika Hotel sama depan Siloam yang sering (untuk wilayah Denpasar),” jelasnya.

3. Mitos beberapa lokasi jalur tengkorak, penghuninya memang kerap menganggu

salah satu jalur yang dipercaya makhluk astral sering menganggu (IDN Times/Ayu Afria)

Menurut Bayu, memang secara tak kasat mata di lokasi seringnya kejadian kecelakaan ada campur tangan makhluk astral. Dari penglihatannya, mereka kerap berwujud jin dan kuntilanak. Bahkan pada jalur ke Pelabuhan Padang Bai yakni di Jalan Ida Bagus Mantra berbagai macam bentuk makhluk astral kerap muncul di sana.

Mengapa makhluk dimensi lain ini menganggu pengendara? Penjelasan yang diungkapkan Bayu singkat. Menurutnya karena terkadang para pengguna jalan tidak respect terhadap keberadaan mereka. Namun juga beberapa dari mereka memang usil.

“Yang sering mereka itu menampakkan diri seolah-olah jadi orang yang sedang menyeberang,” jelasnya.

Ia pun menyarankan selama melewati beberapa jalur yang dianggap tenget atau wingit atau angker, maka lebih baik membunyikan klakson kendaraan.

“Kita lahir dengan satu cara, tapi mati dengan banyak cara,” jelasnya.

Berita Terkini Lainnya