TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Teknologi Satellite-Derived Bathymetry, Bisa Survei dari Luar Angkasa 

Dibahas oleh International Hydrography Organization di Bali

ilustrasi kondisi di laut dangkal (unsplash.com/Marek Okon)

Badung, IDN Times – Kemajuan teknologi saat ini memberikan kemudahan dalam setiap aspek kehidupan. Satu di antaranya adalah kehadiran teknologi Satellite-Derived Bathymetry (SDB) dari EOMAP yang dapat melakukan survei perairan dangkal dari luar angkasa.

EOMAP merupakan spin off dari German Aerospace Agency yang didirikan pada tahun 2006 oleh sekelompok pemerhati perairan internasional. Mereka metransformasi data satelit menjadi data yang bernilai bagi pemangku kepentingan perairan wilayah pesisir, sungai, dan bendungan (inland water).

Baca Juga: Fakta Warga Tabanan Temukan Goa di Pekarangan Rumah

1. SDB adalah teknik terobosan yang menggunakan data citra satelit

Teknologi SDB. (Dok.IDN Times/istimewa)

Managing Director EOMAP Indonesia, Fajar Setio Adi, menyampaikan bahwa pemanfaatan SDB ini didiskusikan secara intens pada Inter-Regional Coordination Committee (IRCC), sebuah konferensi tahunan yang diadakan oleh International Hydrography Organization (IHO). Konferensi ini berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 6-8 Juni 2022 di Bali.

Teknologi SDB ini adalah teknik terobosan yang menggunakan data citra satelit dan metode analisis untuk menghasilkan digital twin dari perairan dangkal. Konsep pengukuran kedalaman air dengan membalikkan model transfer radiasi. Model ini akan menggambarkan modulasi sinar matahari saat melewati atmosfer, permukaan air, kolom air, dan dipantulkan kembali ke sensor satelit dari dasar laut.

“Singkatnya, kedalaman air didapat dari energi cahaya dalam berbagai panjang gelombang yang terekam oleh satelit. Dibandingkan dengan metode survei menggunakan kapal dan wahana udara, teknologi SDB melakukan pemetaan zona perairan yang luas dari jarak jauh dan dalam waktu yang lebih singkat,” jelasnya.

2. Teknologi ini memungkinkan para surveyor untuk memetakan area yang sulit

Ilustrasi pantai (IDN Times/Sunariyah)

Menurut Fajar Setio Adi, teknologi SDB ini telah diterima secara luas oleh berbagai dinas hidrografi terkemuka di dunia. Termasuk Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) yang merupakan pengguna teknologi SDB pertama di Asia sejak 2019 lalu. Teknologi ini mengefisiensikan alokasi waktu dan biaya yang diperlukan untuk survei batimetri di perairan dangkal.

“SDB adalah teknologi penginderaan jauh yang memungkinkan pemetaan batimetri yang akurat dengan menggunakan citra satelit. Bahkan tanpa perlu mendatangi area yang akan di survei,” terangnya.

Selain itu, teknologi ini juga melengkapi teknologi survei konvensional lainnya dan memungkinkan para surveyor untuk memetakan area yang sulit dan tidak dapat diakses secara fisik.

Berita Terkini Lainnya