TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPBD Bali Butuh Aplikasi Kebencanaan yang Alert ke Handphone Warga

Emang perlu sih ini

Dok.IDN Times/Istimewa

Denpasar, IDN Times – Risiko bencana seperti banjir, tanah longsor saat musim hujan tiba, hingga kejadian pohon tumbang, dan orang hilang sangat tinggi terjadi di Provinsi Bali.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Made Rentin, mengimbau agar para pelaku pariwisata turut peduli potensi bencana yang akan timbul. Apalagi terhadap lokasi yang banyak didatangi wisatawan. Berikut ini penjelasannya kepada IDN Times:

1. Sebanyak 435 kejadian kegawatdaruratan (ESR/Emergency Service Response) yang ditangani oleh BPBD selama setahun

Dok.IDN Times/Istimewa

BPBD Provinsi Bali telah menangani 435 kejadian kegawatdaruratan, 16 di antaranya melibatkan Warga Negara Asing (WNA). Kejadian yang melibatkan WNA ini kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalulintas dan gawat darurat sehari-hari.

Tercatat, penanganan kejadian di wilayah Denpasar sebanyak 234 kejadian kecelakaan lalulintas, 176 kegiatan evakuasi, 16 pemeriksaan klien sakit, tiga kejadian warga jatuh di rumah, empat kejadian tertimpa pohon, dan dua kejadian kebakaran.

Sementara itu dilaporkan dari seluruh kabupaten di Bali, kejadian pohon tumbang mendominasi hingga 620 kejadian, disusul kebakaran 264 kejadian, dan 75 kejadian longsor.

“Korban orang asing lebih banyak korban bukan sifat kebencanaan ya. Contohnya kayak orang hilang keseret ombak, jatuh dari kapal. Ada beberapa kejadian seperti itu,” terangnya.

2. Perlunya rambu-rambu di lokasi wisata dan memaksimalkan edukasi kepada masyarakat

Unsplash.com/Benjamin Sow

Rentin mengungkapkan perlunya memasang rambu-rambu agar wisatawan tidak melewati batas yang telah ditentukan, demi menjaga keselamatan. Seperti wisata di Nusa Penida yang kerap dilaporkan orang terjatuh dan hilang.

“Banyak kan kejadian itu. Harusnya kan dipasang rambu-rambu. Banyak kan orang yang ke sana. Artinya kalau kita berbicara profit, sisi keamanan itu harus di kedepankan,” tegasnya.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat terkait kebencanaan juga harus dimaksimalkan agar mengenali setiap jenis bencana. Dan lebih penting, informasi akurat dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Begitu juga sertifikasi kebencanaan ditempat-tempat turis menginap.

Berita Terkini Lainnya