Bali Minim Sirine Tsunami, Biaya Perawatan Capai Rp1 Miliar
Semoga semuanya aman ngih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Belum lama ini Kepala Bidang Data dan Informasi Bali Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman mengungkapkan potensi maksimum gempa di selatan Bali. Informasi tersebut berdasarkan kajian yang dipublikasikan secara resmi oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) tahun 2017.
Meskipun tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, namun mitigasi gempa dan tsunami sangat perlu dilakukan.
Terkait mitigasi tersebut, rupanya jumlah sirine tsunami di Provinsi Bali jauh dari ideal. Hal ini diungkap oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin pada Senin (19/10/2020). Hingga saat ini, Provinsi Bali masih mengupayakan inovasi sirine tsunami dengan mengandalkan bantuan dana.
Baca Juga: Punya 1 Tempat Evakuasi Sementara, Siapkah Bali Hadapi Tsunami?
1. Jauh dari ideal, salah satu sirine tsunami di Nusa Dua rusak
Rentin mengungkapkan bahwa Bali dengan luas wilayah yang hanya 0.23 persen dari luas indonesia, idealnya ada 34 sirine mengelilingi Pulau Bali. Namun saat ini Bali hanya memiliki 9 sirine yang terletak di Seminyak, Kuta, Kedonganan, Tanjung Benoa, BTDC, Sanur, Serangan, Tanah Lot, dan Seririt.
“Kita baru memiliki 9 (sirine). Sembilan itu satu kondisinya rusak yang di Tanjung Benoa. Sedang proses perbaikan. Perbaikan pun itu agak susah karena barangnya itu barang lama hasil bantuan dari BMKG pusat. Rupanya itu bantuan dari luar negeri. Spare part-nya sudah ndak ada,” ungkapnya.